ERICK THOHIR

Begini Kata Erick Thohir Soal Kegagalan Timnas Putri Indonesia ke Piala Asia 2026

Begini Kata Erick Thohir Soal Kegagalan Timnas Putri Indonesia ke Piala Asia 2026
Begini Kata Erick Thohir Soal Kegagalan Timnas Putri Indonesia ke Piala Asia 2026

JAKARTA - Kegagalan Tim Nasional Putri Indonesia menembus babak Piala Asia Wanita 2026 menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan sepak bola wanita Tanah Air. Kekalahan tipis 1-2 dari Taiwan pada pertandingan terakhir grup yang berlangsung Sabtu, 5 Juli 2025, bukan sekadar hasil pertandingan, tetapi cermin dari berbagai aspek yang memerlukan perhatian serius dalam upaya membangun kekuatan tim secara berkelanjutan.

Sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir memberikan pandangannya yang lugas terkait hasil tersebut. Menurutnya, pembangunan sebuah tim nasional tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan membutuhkan proses yang panjang, persiapan matang, dan investasi berkelanjutan. Dalam konteks ini, ia menyoroti perbedaan signifikan dalam hal persiapan antara Indonesia dan Taiwan yang menjadi faktor utama di balik kekalahan Timnas Putri Indonesia.

“Kita harus realistis bahwa pembangunan tim itu memerlukan waktu,” tegas Erick Thohir dalam pernyataannya usai laga. Penekanan pada waktu dan persiapan tersebut menjadi bahan refleksi mendalam bagi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari pengurus PSSI, pelatih, pemain, hingga stakeholder pendukung sepak bola wanita.

Keberhasilan sebuah tim nasional di panggung internasional sangat dipengaruhi oleh kesiapan fisik, taktik, mental, serta dukungan infrastruktur dan pembinaan yang berkelanjutan. Taiwan, sebagai lawan yang berhasil memetik kemenangan atas Indonesia, telah menunjukkan bahwa mereka memiliki fondasi tersebut jauh lebih kuat. Mereka mampu membangun tim dengan struktur pembinaan yang jelas, fasilitas memadai, serta program pelatihan yang terencana dengan baik.

Sementara itu, Timnas Putri Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari minimnya akses terhadap fasilitas latihan yang optimal, keterbatasan waktu persiapan jelang pertandingan penting, hingga kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kompetisi domestik yang dapat menjadi wadah pembinaan pemain muda berbakat.

Hasil ini pun menegaskan bahwa untuk bisa bersaing secara kompetitif di tingkat Asia dan dunia, sepak bola wanita Indonesia harus mendapatkan perhatian yang lebih serius, tidak hanya dari PSSI tetapi juga dari pemerintah, sponsor, dan masyarakat luas. Pengembangan sepak bola wanita merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan komitmen bersama agar potensi besar yang dimiliki dapat benar-benar terwujud.

Selain aspek teknis dan infrastruktur, penguatan mental dan pengalaman bertanding juga menjadi poin penting. Menghadapi tim-tim kuat seperti Taiwan membutuhkan stamina, strategi, dan mental baja untuk menghadapi tekanan pertandingan kelas dunia. Oleh karena itu, peningkatan jumlah laga uji coba internasional dan partisipasi dalam turnamen-turnamen regional maupun global menjadi keharusan agar para pemain semakin matang dan siap menghadapi berbagai kondisi di lapangan.

Kekecewaan tentu tak terelakkan, namun hasil ini juga dapat menjadi cambuk untuk melakukan perubahan yang fundamental dan inovatif. Erick Thohir menegaskan bahwa kegagalan ini harus direspons dengan kebijakan yang tepat, antara lain memperbaiki sistem pembinaan usia muda, mendukung pelatihan pelatih berkualitas, serta membangun liga wanita yang kompetitif sebagai wadah pengembangan bakat secara berkelanjutan.

Penting juga untuk membuka ruang dialog dan kolaborasi antara berbagai pihak guna mencari solusi terbaik dalam mengatasi hambatan yang selama ini dihadapi. Peningkatan kualitas sepak bola wanita Indonesia tidak dapat dicapai oleh satu pihak saja, melainkan harus melalui sinergi antara PSSI, pemerintah, klub-klub, pelatih, media, dan komunitas pecinta sepak bola wanita.

Dalam jangka panjang, penguatan ekosistem sepak bola wanita juga akan berdampak positif terhadap keseimbangan gender dan pemberdayaan perempuan di Indonesia. Dengan lebih banyak peluang dan dukungan yang diberikan, semakin banyak talenta muda perempuan yang dapat berkembang menjadi atlet profesional yang membanggakan bangsa.

Melihat pengalaman negara-negara lain yang berhasil meraih prestasi di kancah internasional, dibutuhkan investasi dan perhatian yang serius sejak dini. Model pengembangan yang terstruktur dan terukur harus diadopsi, disesuaikan dengan kondisi lokal namun tetap mengacu pada standar internasional. Pelatihan berbasis sains olahraga, pemanfaatan teknologi, dan peningkatan profesionalisme menjadi kunci utama untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Walaupun perjalanan masih panjang, kegagalan lolos ke Piala Asia Wanita 2026 tidak berarti akhir dari segalanya. Ini justru menjadi titik awal untuk membangun kembali dengan fondasi yang lebih kokoh dan visi yang jelas. Semangat perjuangan dan harapan tetap membara di kalangan pemain, pelatih, dan pendukung sepak bola wanita Indonesia.

Salah satu langkah konkret yang dapat diambil adalah memperkuat program talent scouting di seluruh pelosok negeri, agar pemain-pemain berbakat dari berbagai daerah dapat teridentifikasi dan diberi kesempatan untuk berlatih dan bertanding di level yang lebih tinggi. Hal ini sekaligus dapat memperluas basis pemain sehingga kompetisi dalam negeri semakin kompetitif dan berkualitas.

Keberhasilan membangun tim yang solid dan kompetitif tentu membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen jangka panjang. Erick Thohir dan seluruh pengurus PSSI telah menyadari bahwa sepak bola wanita merupakan bagian penting dari masa depan sepak bola nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Kesimpulannya, kegagalan Timnas Putri Indonesia di kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 bukan hanya soal kalah dan menang, melainkan sinyal bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dengan dukungan semua pihak dan perbaikan berkelanjutan, bukan tidak mungkin sepak bola wanita Indonesia bisa bangkit dan suatu hari nanti menunjukkan prestasi gemilang di kancah internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index