BMKG

BMKG: Terasa hingga Medan Gempa M 5.2 Guncang Aceh Selatan

BMKG: Terasa hingga Medan Gempa M 5.2 Guncang Aceh Selatan
BMKG: Terasa hingga Medan Gempa M 5.2 Guncang Aceh Selatan

Meski getaran gempa dari Pantai Barat Aceh Selatan pada Jumat malam 11 JULI 2025 terasa hingga ke sejumlah wilayah di Sumatera Utara, termasuk Kota Medan, situasi di ibu kota provinsi tersebut dilaporkan aman. Masyarakat sempat panik, namun hingga Sabtu pagi, belum ditemukan adanya kerusakan infrastruktur maupun laporan korban.

Gempa yang mengguncang wilayah Aceh Selatan pada pukul 19.45 WIB itu memang memiliki magnitudo cukup besar. Namun, lokasi pusat gempa yang berada di wilayah laut tampaknya mengurangi potensi dampak langsung bagi kota-kota di sekitarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Yunita Sari, dalam keterangannya kepada media menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi cepat begitu gempa terdeteksi.

"Sampai saat ini, belum ada laporan kerusakan di Kota Medan pascagempa yang terjadi di wilayah Pantai Barat Aceh Selatan. Kami terus memantau situasi," ujarnya, Sabtu 12 JULI 2025.

Gempa Dirasakan hingga Medan

Guncangan gempa memang dirasakan warga Medan selama beberapa detik. Banyak yang keluar rumah untuk mengantisipasi kemungkinan gempa susulan. Sejumlah video beredar di media sosial menunjukkan masyarakat berkerumun di luar rumah, terutama di kawasan padat penduduk seperti Medan Johor, Medan Denai, dan Medan Timur.

Seorang warga Medan, Rika (34), mengatakan bahwa getaran terasa seperti "lantai bergoyang pelan". Meski tak menimbulkan kerusakan, rasa khawatir sempat melanda.

"Awalnya saya kira cuma perasaan. Tapi setelah melihat lampu gantung di ruang tamu bergoyang, saya langsung keluar rumah," ujarnya.

BMKG sebelumnya melaporkan bahwa gempa berpusat di lepas pantai Aceh Selatan dengan kedalaman dangkal, sekitar 10 kilometer di bawah permukaan laut. Meski tidak berpotensi tsunami, magnitudo gempa cukup signifikan untuk menimbulkan getaran ke wilayah Sumut dan sebagian wilayah barat Sumatera.

Respons Cepat BPBD dan Aparat Terkait

Setelah kejadian, BPBD Medan segera mengaktifkan tim monitoring untuk mendata jika ada dampak susulan. Posko BPBD juga tetap siaga 24 jam, khususnya untuk menerima laporan masyarakat.

Menurut Yunita Sari, pihaknya telah mengirimkan instruksi ke seluruh kelurahan dan kecamatan untuk melakukan pengecekan terhadap fasilitas umum, termasuk jembatan, sekolah, dan gedung pemerintahan.

“Kami tidak ingin lengah. Walau belum ada laporan kerusakan, pengecekan menyeluruh tetap kami lakukan. Keselamatan warga adalah prioritas,” kata Yunita.

Selain BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial, serta Palang Merah Indonesia (PMI) Medan juga dilibatkan dalam siaga tanggap darurat, meskipun tingkat ancaman untuk saat ini tergolong rendah.

Peran Teknologi dalam Peringatan Dini

Peristiwa ini juga kembali menyoroti pentingnya sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat mengenai mitigasi bencana. Banyak warga yang menyadari adanya gempa dari notifikasi aplikasi BMKG di ponsel mereka beberapa detik sebelum guncangan terjadi.

Sistem peringatan dini BMKG kini telah mengalami banyak pembaruan, termasuk integrasi dengan aplikasi mobile, sinyal TV, dan media sosial. Teknologi ini memungkinkan informasi menyebar secara cepat, membantu warga mengambil langkah antisipatif.

Namun, pakar mitigasi bencana dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Faisal Ramadhan, menilai bahwa edukasi masih menjadi PR besar.

“Teknologi boleh canggih, tapi kalau masyarakat tidak tahu cara merespons gempa dengan benar, itu percuma. Kita harus lebih sering melakukan simulasi dan penyuluhan,” kata Faisal.

Sejarah Aktivitas Seismik di Wilayah Barat Sumatra

Wilayah pantai barat Sumatra memang dikenal sebagai zona rawan gempa karena berada di atas pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Sepanjang sejarah, banyak gempa besar terjadi di kawasan ini, seperti gempa Mentawai dan gempa Nias.

Medan, sebagai salah satu kota besar yang relatif dekat dari zona subduksi, juga kerap merasakan getaran meski bukan pusat gempa. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi hal mutlak yang harus terus ditingkatkan.

Harapan dan Langkah ke Depan

Meski Kota Medan selamat dari dampak gempa kali ini, Yunita Sari menekankan bahwa masyarakat tidak boleh lengah. Gempa tidak bisa diprediksi, dan kesiapan adalah satu-satunya cara untuk meminimalkan risiko.

BPBD mengajak warga untuk:

Mengikuti kanal resmi informasi bencana dari BMKG dan BPBD

Menghindari penyebaran hoaks atau informasi tidak jelas

Mempersiapkan tas darurat di rumah berisi dokumen penting, makanan, obat-obatan, dan senter

Mengetahui lokasi titik kumpul atau jalur evakuasi di lingkungan sekitar

“Kami harap masyarakat tetap tenang, namun juga tetap waspada. Jangan menyepelekan potensi gempa, walau dampaknya kecil,” tutup Yunita.

Guncangan gempa di Aceh Selatan memang menimbulkan kekhawatiran di sejumlah wilayah Sumatera, termasuk Medan. Namun, berkat koordinasi cepat dan siaga petugas BPBD, situasi tetap terkendali dan masyarakat tidak mengalami kerugian berarti.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Ke depan, sinergi antara teknologi, edukasi, dan kesadaran publik harus diperkuat agar setiap potensi bencana bisa dihadapi secara sigap dan efektif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index