Hutama Karya

Hutama Karya Bangun Jembatan Strategis Kalimantan Pulau Laut

Hutama Karya Bangun Jembatan Strategis Kalimantan Pulau Laut
Hutama Karya Bangun Jembatan Strategis Kalimantan Pulau Laut

JAKARTA - Pembangunan infrastruktur penghubung antarwilayah kembali dipacu untuk memperkuat konektivitas nasional. PT Hutama Karya (Persero) kini mengawali salah satu proyek strategisnya berupa pembangunan jembatan besar yang akan menghubungkan Pulau Kalimantan dan Pulau Laut di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Proyek ini dinilai krusial sebagai bagian dari pengembangan konektivitas menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kawasan ekonomi utama lainnya di kawasan tersebut.

Dengan menggantikan layanan penyeberangan feri yang selama ini terbatas, kehadiran jembatan ini menjadi solusi atas kebutuhan transportasi yang lebih efisien dan cepat. Penandatanganan kontrak pelaksanaan proyek dilakukan pada Jumat, 20 Juni 2025, antara EVP General Civil Division Hutama Karya, Rizky Agung Saputra, dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas PUPR Kalimantan Selatan, Yasin Toyib.

Langkah ini disambut positif oleh pemerintah daerah yang telah menetapkan proyek tersebut sebagai prioritas infrastruktur regional. Berdasarkan laporan dari Ombudsman Republik Indonesia, jembatan ini masuk dalam daftar penting dalam agenda pembangunan gerbang logistik Kalimantan Selatan. Proyek ini juga dirancang untuk mendorong pertumbuhan kawasan IKN serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batulicin.

Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, menekankan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan implementasi nyata dari komitmen perusahaan terhadap Nawacita poin ketiga. Fokus tersebut mencakup peningkatan infrastruktur guna memacu pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa, serta memperkuat integrasi Indonesia bagian tengah dalam jaringan transportasi nasional.

“Kehadiran jembatan ini diharapkan mempercepat konektivitas wilayah dan meningkatkan daya saing logistik nasional. Jembatan ini akan menjadi penghubung penting yang mampu memangkas waktu tempuh Batulicin-Kotabaru dari 2–3 jam menggunakan feri menjadi hanya sekitar 10–15 menit,” ujar Adjib.

Tidak hanya menjadi jalur konektivitas antarpulau, kehadiran jembatan ini juga membawa harapan besar bagi percepatan pertumbuhan ekonomi di dua kawasan utama tersebut. Meningkatnya kelancaran mobilitas orang dan barang diyakini akan mendongkrak aktivitas perdagangan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Laut secara signifikan.

Jembatan ini nantinya akan menghubungkan secara langsung Dermaga Batulicin di Pulau Kalimantan dengan Dermaga Tanjung Serdang di Pulau Laut. Dengan akses yang dapat dioperasikan selama 24 jam penuh, hambatan transportasi yang selama ini muncul karena keterbatasan operasional feri dapat teratasi.

Lebih lanjut, Adjib menyampaikan bahwa proyek ini akan memperkuat rekam jejak Hutama Karya dalam membangun jembatan berskala besar. Sebelumnya, perusahaan ini telah menyelesaikan proyek-proyek besar seperti Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur dan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Jawa Timur dengan Madura.

“Pembangunan jembatan ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat kedua pulau. Tidak hanya dari sisi transportasi, tapi juga dari sisi pertumbuhan ekonomi lokal di sektor logistik, ritel, dan pariwisata,” lanjut Adjib.

Namun, pembangunan jembatan tersebut tidak lepas dari tantangan. Lokasi proyek yang berada di perairan selatan Kalimantan dikenal memiliki arus laut yang cukup kuat. Kondisi ini menuntut penerapan teknologi konstruksi tinggi serta metode kerja yang kompleks.

Guna menjawab tantangan tersebut, Hutama Karya telah menyiapkan beberapa solusi teknis yang inovatif. Di antaranya adalah penggunaan tiang pancang (pile) berdiameter 1,5 meter dan struktur beton bermutu tinggi yang dirancang untuk menghadapi tekanan gelombang laut, terpaan angin kencang, hingga kemungkinan gempa bumi. Proses konstruksi laut juga akan dipercepat melalui pengerahan kapal-kapal kerja khusus.

Tak hanya itu, perusahaan juga akan menggandeng subkontraktor yang memiliki pengalaman dalam pembangunan jembatan laut. Desain pada bagian tertentu pun akan disesuaikan agar tetap adaptif terhadap kondisi medan yang menantang.

“Selain membangun jembatan utama, kami juga akan menyiapkan fasilitas pendukung seperti kantor proyek, gudang material, dan akses jalan guna memperlancar proses konstruksi,” jelas Adjib.

Dari sisi dampak ekonomi, keberadaan jembatan ini dinilai sangat strategis, khususnya dalam mempermudah logistik pada sektor unggulan Kalimantan Selatan, yakni pertambangan batu bara dan bahan galian tanah. Akses pengangkutan akan menjadi jauh lebih mudah, cepat, dan hemat biaya.

Dengan transportasi antarpulau yang tersedia setiap saat, arus perdagangan akan meningkat. Mobilitas barang dan jasa menjadi lebih efisien, sehingga turut mendorong tumbuhnya aktivitas perdagangan lintas pulau di kawasan ini.

Lebih dari itu, proyek ini juga memberikan peluang kerja yang cukup besar. Ratusan tenaga kerja lokal akan diserap, baik selama masa konstruksi maupun melalui program pemberdayaan masyarakat (Community Partnership Program/CPP).

Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan kapasitas SDM, Hutama Karya juga menjalin kerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR. Melalui kerja sama ini, akan diselenggarakan pelatihan di lapangan serta sertifikasi keahlian, khususnya bagi operator alat berat dan tenaga kerja di bidang keselamatan kerja.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index