Jasa Marga

Jasa Marga Siap Tembuskan Tol Yogya Solo ke Kalasan

Jasa Marga Siap Tembuskan Tol Yogya Solo ke Kalasan
Jasa Marga Siap Tembuskan Tol Yogya Solo ke Kalasan

JAKARTA - Upaya pemerintah dan BUMN dalam meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik antarwilayah terus berlanjut. Salah satu langkah penting saat ini datang dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) yang tengah mempercepat pembangunan proyek strategis nasional Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo. Proyek ini ditargetkan akan menembus Gerbang Tol (GT) Kalasan di Sleman, Yogyakarta, pada tahun mendatang.

Jalur bebas hambatan ini tidak hanya berfungsi sebagai penghubung dua kota penting, yakni Solo dan Yogyakarta, tetapi juga menjadi tulang punggung mobilitas menuju Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang berada di Kulonprogo. Dengan tersambungnya segmen-segmen penting jalan tol ini, harapan besar diletakkan pada pertumbuhan ekonomi di sektor logistik, pariwisata, dan industri kreatif di sepanjang koridor tersebut.

Direktur Utama Jasa Marga, Rivan A. Purwantono, menyatakan bahwa proses percepatan pembangunan sedang berlangsung dengan komitmen penuh terhadap standar mutu yang telah ditetapkan. Ia menyebut bahwa pihaknya berfokus agar semua pekerjaan di lapangan sesuai dengan perencanaan, sehingga kebermanfaatan infrastruktur ini dapat dirasakan masyarakat secepatnya.

"Harapan kami, pada tahun 2026 proyek jalan tol Yogya – Solo sudah dapat digunakan oleh masyarakat sampai dengan Gerbang Tol (GT) Kalasan," jelas Rivan.

Pernyataan ini menegaskan bahwa penyelesaian konektivitas hingga ke wilayah Sleman menjadi target utama, terutama untuk menyempurnakan mata rantai transportasi yang selama ini masih bergantung pada jalur-jalur konvensional yang padat dan tidak efisien.

Menurut Rivan, begitu tol tersebut tersambung hingga Kalasan, dampaknya akan terasa langsung terhadap aktivitas pengiriman logistik antarkota. Bahkan, pengembangan potensi lokal seperti pariwisata dan industri kreatif yang berbasis budaya lokal Yogyakarta akan semakin bergairah. Jalur ini akan membuka akses yang lebih luas bagi wisatawan maupun pelaku usaha dari dan menuju wilayah Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya.

Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah dalam menciptakan pemerataan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur konektif. Dengan akses jalan tol yang cepat dan aman, pelaku usaha akan memiliki jalur distribusi yang lebih efisien, sedangkan masyarakat akan merasakan kenyamanan dalam mobilitas harian maupun perjalanan wisata.

Untuk memastikan semua berjalan sesuai jadwal, Jasa Marga juga mengawal progres pembangunan secara ketat, khususnya di segmen-segmen prioritas seperti Prambanan–Purwomartani. Dalam pengelolaannya, segmen tersebut dikerjakan oleh entitas anak usaha, yaitu PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ).

Direktur Utama PT JMJ, Rudy Hardiansyah, menyampaikan bahwa progres pembebasan lahan telah mencapai hampir 100%. Hingga kini, pembebasan lahan untuk segmen Prambanan–Purwomartani sudah berada di angka 99,50%, sementara progres konstruksi fisik telah mencapai 78,90%.

“Kami akan terus memantau dan menjaga timeline konstruksi, sehingga target penyelesaian Segmen Prambanan–Purwomartani dapat selesai sesuai rencana,” ujar Rudy.

Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan bahwa JMJ tetap berada pada jalur yang tepat dalam penyelesaian proyek, baik dari sisi administrasi maupun pembangunan fisik di lapangan. Upaya untuk mengawal konsistensi ini penting mengingat tol Yogya–Solo merupakan salah satu proyek yang ditunggu masyarakat luas.

Sementara itu, bagian segmen lain dari jalan tol ini, yakni Klaten–Prambanan, sudah lebih dahulu dioperasikan secara fungsional. Namun hingga kini, segmen tersebut masih berjalan tanpa pengenaan tarif. Rudy menjelaskan bahwa proses penetapan tarif masih menunggu Surat Keputusan resmi dari Pemerintah.

“Segmen Klaten–Prambanan yang sudah resmi beroperasi itu kini tengah menunggu terbitnya Surat Keputusan Tarif dari Pemerintah,” jelasnya.

Meski belum berbayar, pengoperasian fungsional ini menunjukkan kesiapan infrastruktur dalam mendukung mobilitas masyarakat dan sekaligus sebagai uji coba teknis operasional di lapangan. Dengan adanya SK tarif yang akan diterbitkan dalam waktu dekat, maka jalur ini bisa sepenuhnya dioperasikan secara komersial.

Dalam praktiknya, Jasa Marga mengusung pendekatan pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya berorientasi pada aspek fisik, tetapi juga mempertimbangkan efisiensi proses, kepastian hukum, serta sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, komunitas lokal, dan pelaku usaha di sekitar proyek tol.

Salah satu tantangan dalam pengembangan tol yang melewati kawasan budaya dan permukiman padat seperti Yogyakarta adalah pengelolaan lahan dan tata ruang. Di sinilah peran strategis koordinasi antarlembaga menjadi sangat penting untuk memastikan proyek berjalan tanpa hambatan dan tetap memperhatikan kearifan lokal.

Ke depan, tersambungnya jalan tol hingga Kalasan akan memberikan dampak besar terhadap distribusi arus kendaraan. Titik Kalasan sendiri merupakan pintu strategis karena menjadi gerbang masuk dari wilayah timur ke pusat Yogyakarta. Di sisi lain, konektivitas menuju Bandara YIA juga akan semakin lancar sehingga menunjang kebutuhan transportasi udara yang terus meningkat.

Dalam konteks lebih luas, pembangunan jalan tol ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam memperkuat jaringan infrastruktur berbasis konektivitas antarwilayah. Keberadaan jalan tol Yogya–Solo akan menjadi pendorong percepatan ekonomi, membuka peluang investasi baru, dan memperkuat peran Yogyakarta serta Solo sebagai pusat pertumbuhan baru di Pulau Jawa bagian tengah.

Melalui komitmen dan kerja sama dari semua pihak, target penyelesaian proyek ini optimistis dapat tercapai sesuai rencana. Harapan masyarakat akan konektivitas jalan tol yang cepat, aman, dan nyaman, tak lama lagi bisa menjadi kenyataan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index