Kesehatan

Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar di Banyuwangi Dimulai

Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar di Banyuwangi Dimulai
Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar di Banyuwangi Dimulai

JAKARTA - Membangun generasi muda yang sehat sejak usia sekolah bukan lagi sekadar wacana di Banyuwangi. Pemerintah kabupaten ini menunjukkan komitmennya secara konkret melalui peluncuran program pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak dan remaja usia 7 hingga 18 tahun. Upaya ini menjadi bagian dari inisiatif besar yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan misi membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh sejak dini.

Di tengah tantangan gaya hidup modern yang tak jarang berdampak negatif pada kesehatan anak-anak, program ini hadir sebagai langkah proaktif. Bukan hanya tentang mengobati, tetapi mencegah lebih awal dan menanamkan pola hidup sehat sejak dini. Peluncuran dilakukan langsung di Sekolah Rakyat Desa Tamansari, Kecamatan Licin, dan menjadi penanda dimulainya pemeriksaan massal di sekolah-sekolah Banyuwangi.

Program Skala Besar untuk Masa Depan Anak

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan bahwa kesehatan anak-anak adalah prioritas pembangunan jangka panjang. Pemerintah daerah mendorong seluruh tenaga kesehatan agar turun langsung ke sekolah-sekolah, menyapa siswa, dan melakukan deteksi dini atas berbagai kondisi medis.

“Kami meminta seluruh petugas kesehatan untuk turun aktif melakukan pemeriksaan deteksi dini ke siswa-siswa. Menjaga kesehatan sejak dini berarti menjaga masa depan bangsa kita,” ujar Bupati Ipuk saat meresmikan program tersebut.

Tak hanya menggugah, pernyataan itu menjadi cerminan dari visi pembangunan manusia yang menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan di berbagai jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, tanpa memandang status sekolah negeri, swasta, maupun lembaga pendidikan keagamaan.

Sebanyak 184.771 siswa menjadi sasaran program ini. Angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan wujud keseriusan dalam menjangkau seluruh kelompok usia sekolah di kabupaten tersebut.

Fokus pada Pencegahan dan Deteksi Dini

Yang membedakan program ini dari pemeriksaan kesehatan biasa adalah penekanannya pada deteksi dini dan skrining gaya hidup. Pemeriksaan tidak hanya mencakup aspek fisik seperti mata atau telinga, tetapi juga kondisi mental, gizi, hingga risiko penyakit tidak menular dan genetik.

“Selain pemeriksaan kesehatan umum, program ini menitikberatkan pada deteksi dini risiko gaya hidup tidak sehat dan skrining penyakit genetik yang penting untuk masa depan anak-anak Indonesia,” tambah Ipuk.

Ia mencontohkan pentingnya mengidentifikasi obesitas pada anak sejak dini serta memberikan edukasi seputar bahaya merokok yang mulai menjangkiti usia sekolah. Pemeriksaan tidak sekadar memeriksa tubuh, tetapi juga memetakan kebiasaan yang bisa menjadi cikal bakal penyakit di masa depan.

Pemeriksaan Rutin dan Menyeluruh

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari program nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG), tetapi difokuskan untuk anak dan remaja. Metode pelaksanaannya pun menyesuaikan dengan kegiatan sekolah.

“Untuk anak dan remaja dilakukan saat para siswa masuk sekolah, bukan saat ulang tahun seperti pemeriksaan umum lainnya,” jelas Amir.

Petugas kesehatan akan mendatangi sekolah-sekolah secara bergilir hingga seluruh siswa diperiksa. Targetnya, seluruh proses dapat diselesaikan hingga akhir tahun. Bahkan, ke depannya, siswa akan mendapatkan pemeriksaan ini sebanyak dua kali dalam setahun.

Jenis pemeriksaan dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan. Siswa SD sederajat akan menjalani 13 jenis pemeriksaan, di antaranya:

Pemeriksaan mata dan telinga

Kesehatan gigi

Status gizi

Pemeriksaan tekanan darah dan gula darah

Skrining hepatitis B dan tuberkulosis

Kesehatan mental

Tingkat aktivitas fisik

Deteksi kebiasaan merokok untuk siswa kelas 5 dan 6

Sementara itu, pelajar SMP dan SMA menjalani satu jenis pemeriksaan tambahan, yaitu:

Skrining talasemia untuk kelas 7

Deteksi anemia khusus remaja putri

“Dengan adanya program ini, pelajar dapat memperoleh perawatan medis lebih awal jika ditemukan masalah kesehatan,” ungkap Amir.

Edukasi sebagai Kunci Jangka Panjang

Program ini bukan hanya soal pemeriksaan. Pemerintah daerah juga menanamkan pemahaman kepada siswa dan orang tua tentang pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh. Dengan menyentuh aspek gaya hidup, program ini turut mengajak masyarakat bertransformasi dalam cara pandang terhadap kesehatan anak.

Dalam jangka panjang, edukasi ini menjadi bekal penting agar generasi muda Banyuwangi bisa tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik maupun mental. Sebab, tantangan masa depan tak hanya soal kecerdasan akademik, tetapi juga kesiapan tubuh dan jiwa untuk menghadapi dunia.

Menjadi Teladan Nasional

Dengan cakupan yang luas dan pendekatan yang holistik, program ini dapat menjadi percontohan nasional. Banyuwangi membuktikan bahwa upaya kesehatan masyarakat tidak harus selalu dimulai dari rumah sakit. Sekolah bisa menjadi titik awal perubahan, tempat anak-anak dikenalkan dengan gaya hidup sehat, dan disiapkan untuk menjadi generasi emas Indonesia.

Keterlibatan langsung pemerintah daerah, kolaborasi lintas sektor antara tenaga kesehatan, guru, hingga orang tua, serta pendekatan menyeluruh menjadi kekuatan utama program ini. Bila konsisten dilaksanakan, hasilnya tak hanya terlihat pada laporan tahunan, tetapi pada wajah-wajah cerah siswa yang tumbuh sehat, tangguh, dan siap bersaing di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index