Anies Baswedan

Sekolah Rakyat, Harapan Baru Pendidikan Inklusif Didukung Anies Baswedan

Sekolah Rakyat, Harapan Baru Pendidikan Inklusif Didukung Anies Baswedan
Sekolah Rakyat, Harapan Baru Pendidikan Inklusif Didukung Anies Baswedan

JAKARTA - Langkah konkret menuju pemerataan pendidikan kembali digaungkan lewat peluncuran program Sekolah Rakyat yang dilaksanakan serentak di berbagai wilayah Indonesia. Program ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, terutama yang selama ini terpinggirkan dari akses pendidikan formal yang layak.

Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, turut menyuarakan dukungannya terhadap inisiatif ini. Menurutnya, kesuksesan program ini bukan sekadar pada niat dan gagasan awal, melainkan terletak pada keberhasilan implementasinya secara merata hingga ke pelosok negeri.

“Mudah-mudahan bisa terlaksana dengan baik, seperti dengan rencana dan apa yang menjadi tujuan bisa terlaksana sampai tuntas. Semua rencana baik, kita harapkan bisa terlaksana dengan baik,” ungkap Anies di sela kegiatannya dalam acara Global Summer Week (GSW) 2025 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Anies menilai, Sekolah Rakyat adalah bentuk konkret dari tanggung jawab negara dalam menyediakan pendidikan bagi seluruh rakyat tanpa memandang latar belakang ekonomi. Ia menaruh kepercayaan bahwa pemerintah telah memahami tahapan-tahapan teknis untuk memastikan agar program ini tidak sekadar menjadi wacana, tetapi juga benar-benar berdampak.

“Saya rasa pemerintah sudah tahu apa yang harus dikerjakan. Kita berharap semua selesai dengan baik,” ujarnya tegas.

Lebih lanjut, Anies juga menekankan pentingnya keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menurutnya harus berjalan berdampingan dengan Sekolah Rakyat. Ia menyatakan, MBG seharusnya diterapkan menyeluruh, tidak hanya untuk sekolah negeri tetapi juga mencakup sekolah swasta, madrasah, dan pondok pesantren.

“Kita berharap ini semua sekolah, SD, SMP, SMA, Madrasah Ibtidaiyah, Sanawiyah, Aliyah, ibu hamil, semua di seluruh wilayah terlaksana. Jadi, program itu betul-betul dirasakan oleh rakyat,” jelasnya.

Dalam pandangan Anies, esensi program semacam ini terletak pada konsistensi pelaksanaan. Ia menggarisbawahi bahwa niat baik pemerintah harus dibarengi dengan kerja nyata agar masyarakat benar-benar merasakan dampaknya.

“Kalau ada program yang disiapkan untuk rakyat, maka komentar saya adalah program yang baik untuk rakyat ya dijalankan sampai tuntas untuk semua,” pungkasnya.

Sementara itu, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sekolah Rakyat mulai beroperasi dengan menerima 275 siswa dari seluruh kabupaten dan kota di wilayah tersebut. Sasaran program ini adalah anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi sangat miskin yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTKSN).

Endang Patmintarsih, Kepala Dinas Sosial DIY, menjelaskan bahwa proses seleksi siswa dilakukan secara selektif dengan bantuan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa penerima manfaat benar-benar berasal dari kalangan yang paling membutuhkan.

“Ini murni untuk mereka yang benar-benar membutuhkan,” ungkap Endang saat memberikan keterangan di Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul.

Sekolah yang berdiri di atas lahan seluas empat hektare itu dirancang untuk memenuhi seluruh kebutuhan pendidikan dan kehidupan para siswanya. Fasilitas yang tersedia mencakup ruang kelas ber-AC, laboratorium sains, perpustakaan, ruang UKS, lapangan olahraga, serta asrama yang lengkap dengan perlengkapan tidur dan kebutuhan makan sehari-hari.

Tidak hanya itu, siswa juga mendapatkan tujuh stel seragam, termasuk satu set pakaian bernuansa lokal yang bertujuan memperkuat identitas budaya daerah. Kehadiran seragam lokal ini menjadi simbol bahwa meskipun program ini berskala nasional, tetap ada ruang untuk merayakan keberagaman dan kearifan lokal.

“Karena sistemnya berasrama, jadwal kegiatan akan lebih intensif untuk membentuk karakter, disiplin, dan kemandirian,” jelas Endang.

Konsep pendidikan berasrama dianggap ideal untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan kedisiplinan sejak dini. Dengan pengawasan yang ketat dan lingkungan belajar yang kondusif, diharapkan para siswa dapat mengembangkan potensi diri secara optimal, tanpa terbebani oleh kondisi ekonomi keluarga mereka.

Peluncuran Sekolah Rakyat ini mencerminkan semangat gotong royong antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif dan adil. Ia juga membuka ruang harapan baru bagi anak-anak dari kalangan miskin untuk meraih masa depan yang lebih cerah.

Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada konsistensi dan pengawasan ketat dalam pelaksanaannya, serta sinergi antara berbagai pihak. Dengan pendidikan yang berkualitas, merata, dan terjangkau, cita-cita menciptakan generasi emas Indonesia bukan sekadar mimpi tetapi sebuah kenyataan yang tengah diperjuangkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index