JAKARTA - Aksi beli saham yang terjadi di berbagai bursa Asia turut memberikan sentimen positif bagi pasar modal domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun mengawali perdagangan Selasa, 15 Juli 2025 dengan penguatan tipis sejalan dengan tren positif di kawasan Asia.
IHSG berhasil menguat 3,980 poin atau setara 0,06 persen ke level 7.101,13 pada sesi pembukaan hari ini. Kondisi tersebut memperlihatkan pasar saham Indonesia turut bergerak seirama dengan penguatan bursa Asia lainnya yang juga dibuka menguat.
Sementara itu, di sisi pasar valuta asing, rupiah justru bergerak tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Data Bloomberg mencatat, hingga pukul 08.50 WIB, nilai tukar rupiah melemah sebesar 32 poin atau 0,20 persen ke posisi Rp16.250 per dolar AS. Tren pelemahan rupiah masih terus berlanjut di tengah penguatan bursa saham.
Kondisi bursa Asia pagi ini memperlihatkan hampir seluruh indeks utama di kawasan tersebut berhasil menorehkan penguatan. Penguatan indeks bursa regional ini ikut menjadi penopang positif bagi sentimen pelaku pasar di Indonesia.
Berikut rincian kinerja beberapa indeks utama Asia pada perdagangan Selasa pagi:
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 148,29 poin atau 0,38 persen ke level 39.607. Kinerja positif Nikkei tercatat konsisten dalam beberapa sesi terakhir.
Hang Seng Index (HSI) di Hong Kong menguat signifikan, naik sebesar 347,37 poin atau 1,44 persen ke posisi 24.550. Penguatan tajam HSI dipicu oleh harapan pemulihan ekonomi serta sentimen positif dari sektor teknologi.
Indeks Shanghai Composite (SSEC) di China mencatatkan kenaikan tipis, bertambah 1,17 poin atau 0,03 persen ke angka 3.520. Meskipun tipis, penguatan ini tetap memberikan sinyal positif bagi investor di kawasan Asia Timur.
Straits Times Index (STI) di Singapura juga bergerak di zona hijau, naik sebesar 6,18 poin atau 0,15 persen ke posisi 4.115. Kenaikan ini turut membawa kepercayaan diri bagi pelaku pasar regional.
Secara umum, penguatan IHSG pagi ini sejalan dengan tren yang sama di bursa Asia. Optimisme investor terlihat masih cukup solid di tengah beragam tantangan eksternal, termasuk tekanan terhadap mata uang regional seperti rupiah.
Kondisi penguatan IHSG dalam beberapa hari terakhir juga ditopang oleh berbagai faktor domestik, mulai dari laporan kinerja keuangan emiten kuartal kedua hingga stabilnya sektor perbankan dan komoditas. Walau demikian, sentimen dari pelemahan rupiah tetap menjadi perhatian khusus bagi pelaku pasar.
Sejalan dengan itu, para pelaku pasar kini mencermati berbagai data ekonomi yang akan dirilis baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk kebijakan suku bunga The Fed, proyeksi pertumbuhan ekonomi global, dan tren perdagangan internasional.
Meskipun masih ada faktor ketidakpastian global, sentimen positif dari kawasan Asia pagi ini sedikit banyak membantu IHSG untuk tetap bertahan di zona hijau. Investor juga memperhatikan aliran dana asing dan aksi beli investor domestik yang masih mendominasi dalam beberapa sesi terakhir.
Kondisi pasar pada hari ini menunjukkan dinamika yang menarik antara penguatan indeks saham dan tekanan terhadap nilai tukar. Meskipun kurs rupiah tertekan, IHSG tetap mampu dibuka menguat, memperlihatkan adanya daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi tekanan eksternal.
Dengan performa positif indeks Asia dan sentimen domestik yang cenderung stabil, investor diharapkan tetap selektif dalam mengambil keputusan investasi. Pelaku pasar juga diimbau untuk mencermati sektor-sektor yang menunjukkan prospek pertumbuhan di tengah dinamika ekonomi saat ini.
Sebagai penutup, tren positif di kawasan Asia menjadi katalis yang cukup baik bagi IHSG di awal pekan ini. Meski tekanan nilai tukar masih berlangsung, stabilitas IHSG yang terjaga di zona hijau mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek pasar saham nasional ke depan.