Erick Thohir

Erick Thohir Ajukan Naturalisasi ke Menkum

Erick Thohir Ajukan Naturalisasi ke Menkum
Erick Thohir Ajukan Naturalisasi ke Menkum

JAKARTA - Upaya penguatan Timnas Indonesia lewat jalur naturalisasi kembali menunjukkan kemajuan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, melakukan audiensi dengan Menteri Hukum dan HAM (Menkum), Supratman Andi Agtas, sebagai bagian dari konsolidasi program pengembangan sepak bola nasional. Dalam pertemuan tersebut, Erick tidak hanya menyampaikan apresiasi atas dukungan yang selama ini diberikan, namun juga mengajukan beberapa nama pemain baru untuk dinaturalisasi demi memperkuat Timnas Indonesia di berbagai level.

Pertemuan ini mencerminkan keseriusan federasi dalam membangun tim nasional yang kompetitif di tingkat regional maupun internasional. Melalui unggahan di akun media sosial pribadinya, Erick menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk memastikan proses administrasi naturalisasi berjalan lancar dan sesuai peraturan yang berlaku.

"Bertemu dengan Menteri Hukum, bapak Supratman Andi Agtas untuk mengucapkan terima kasih atas dukungan dalam proses pemain diaspora yang akan memperkuat Timnas Indonesia," tulis Erick.

Lebih dari sekadar pertemuan seremonial, diskusi antara Erick Thohir dan Menkum juga membahas nama-nama pemain yang potensial untuk menjalani proses naturalisasi. Meski tidak merinci siapa saja sosok yang dimaksud, Erick memberi sinyal bahwa daftar tersebut merupakan tambahan baru di luar nama-nama yang sebelumnya telah disetujui untuk diproses lebih lanjut di DPR RI.

Sebelumnya, publik mengenal nama Mauro Zijlstra serta tiga pemain diaspora untuk Timnas Putri yang masuk daftar naturalisasi. Namun dalam pernyataannya, Erick mengindikasikan bahwa nama-nama yang dibawanya kali ini berbeda.

"Kami juga menyampaikan beberapa nama baru sekaligus mengonsultasikan agar bisa menjalani proses pengambilan sumpah sebagai WNI untuk memperkuat Timnas Indonesia," terang Erick.

Langkah ini menunjukkan bahwa proses naturalisasi bukan sekadar agenda jangka pendek, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk membentuk tim nasional yang solid, kompetitif, dan siap menghadapi berbagai tantangan di kancah internasional.

Selain menyampaikan daftar pemain, Erick juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memaparkan perkembangan statuta terbaru PSSI, khususnya terkait dengan penyelenggaraan Liga 3 dan Liga 4. Perubahan struktur kompetisi ini dimaksudkan untuk memperkuat fondasi sepak bola nasional dari level terbawah.

"Selain itu, dalam pertemuan ini, kami juga menyampaikan tentang statuta PSSI yang terbaru terutama terkait gelaran Liga 3 dan Liga 4," ungkap Erick.

Menurutnya, Liga 4 akan diselenggarakan di level Kabupaten dan Kota, dengan memperebutkan Piala Bupati atau Wali Kota. Sementara itu, Liga 3 akan digelar di level Provinsi dan memperbutkan Piala Gubernur. Adapun untuk tingkat nasional, pemenang dari kompetisi ini akan bertarung memperebutkan Piala Presiden.

Dengan skema tersebut, PSSI berharap bisa menjaring lebih banyak talenta lokal dari berbagai penjuru Indonesia secara berjenjang dan sistematis. Ini sejalan dengan semangat desentralisasi dalam pengembangan olahraga, di mana daerah diberi ruang untuk menjadi pusat pembinaan pemain muda.

Langkah strategis PSSI dalam membangun infrastruktur kompetisi di akar rumput dinilai sangat penting untuk memastikan regenerasi pemain berjalan berkesinambungan. Dalam jangka panjang, hal ini akan mengurangi ketergantungan pada pemain diaspora dan naturalisasi, dengan catatan sistem pembinaan di level lokal terus diperkuat.

Namun demikian, di tengah proses pembangunan jangka panjang tersebut, opsi naturalisasi tetap menjadi solusi realistis untuk memperkuat Timnas Indonesia dalam waktu dekat, terutama menghadapi event-event besar seperti Kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia. Dalam konteks ini, kerja sama antara PSSI, Kementerian Hukum dan HAM, serta lembaga terkait lainnya menjadi krusial untuk memastikan legalitas dan kesiapan administratif para calon pemain.

Dukungan pemerintah terhadap proses naturalisasi pemain sepak bola bukanlah hal baru. Sejumlah nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, hingga Shayne Pattynama telah lebih dahulu menjalani proses ini dan kini menjadi bagian penting dari skuad Garuda. Namun, dengan makin kompleksnya agenda tim nasional dan tuntutan performa di level Asia, penambahan pemain berkualitas dari luar negeri tetap menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari untuk sementara waktu.

Erick Thohir sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa proses naturalisasi harus dilakukan secara selektif dan berorientasi pada kebutuhan tim. Hal ini untuk menghindari kritik publik terhadap naturalisasi massal tanpa perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap nama yang diajukan telah melalui proses seleksi teknis dan administratif secara menyeluruh.

Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai siapa saja pemain yang masuk dalam daftar terbaru, publik sepak bola nasional tentu berharap kehadiran mereka bisa memberikan dampak positif bagi performa Timnas Indonesia. Terlebih, atmosfer kompetisi internasional saat ini menuntut level permainan yang semakin tinggi dan konsistensi performa dari setiap pemain.

Pada akhirnya, pertemuan antara Erick Thohir dan Menkum menjadi simbol penting bahwa pembangunan sepak bola nasional tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Diperlukan kerja sama lintas sektor, termasuk dari sisi hukum dan administrasi, untuk memastikan visi besar sepak bola Indonesia bisa terwujud secara terstruktur, terencana, dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index