JAKARTA - Indonesia tengah berada di titik penting dalam transformasi energi global yang mengarah pada ekonomi rendah karbon, terutama melalui pengembangan kendaraan listrik (EV). Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, mengambil peran sentral dengan menginisiasi proyek baterai EV besar-besaran senilai US$5,9 miliar yang direncanakan mulai beroperasi penuh pada 2028. Inisiatif ini tak hanya soal teknologi dan investasi, melainkan juga tentang dampak sosial dan ekonomi yang luas.
Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, mengungkapkan bahwa proyek ini mampu membuka lebih dari 43.000 lapangan kerja baru di berbagai daerah, sebuah angka yang signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat perekonomian nasional. “Dengan inisiatif strategis ini Indonesia tidak hanya menjadi bagian dari arsitektur industri global, tapi ikut menggambar ulang masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” katanya.
Salah satu keunggulan Indonesia adalah kekayaan sumber daya mineral yang menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik, seperti nikel, tembaga, karbon, dan aluminium. Dengan tren global yang memproyeksikan lebih dari 59% penjualan mobil pada 2035 akan didominasi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), langkah MIND ID sangat tepat untuk mengukir posisi strategis Indonesia dalam rantai nilai industri tersebut.
Dany menambahkan bahwa di era transisi energi ini, sumber daya mineral bukan lagi sekadar bahan baku, melainkan aset strategis yang menentukan daya saing dan kedaulatan industri nasional. “Melalui MIND ID, Indonesia tidak hanya mengolah potensi, tetapi mengukir posisi. Hilirisasi menjadi fondasi kedaulatan industri, membuka lintasan strategis, memperkuat presensi global, dan meningkatkan daya saing bangsa,” tuturnya.
Proyek ini berjalan dengan kolaborasi antar anggota holding seperti ANTAM, IBC, serta mitra global seperti Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Kegiatan industri baterai difokuskan pada dua kawasan utama, yakni Halmahera Timur dan Karawang, Jawa Barat, yang berperan sebagai pusat ekosistem baterai nasional.
Di hilir hulu, ANTAM mengelola tambang nikel dengan kapasitas mencapai 10 juta ton ore per tahun. Tahap midstream meliputi proyek HPAL di Halmahera Timur yang ditargetkan menghasilkan 55 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun serta fasilitas RKEF dengan kapasitas 88 ribu ton nikel per tahun.
Sementara itu, tahap hilirisasi dikuatkan dengan pembangunan Battery Material Factory yang memproduksi Nickel Sulphate (16 ribu ton per tahun), Precursor (30 ribu ton), dan Cathode Active Material (CAM) (30 ribu ton). Di Karawang, MIND ID mengembangkan Battery Cell Factory, sekaligus mendirikan fasilitas daur ulang baterai di Halmahera Timur untuk mendukung ekosistem circular economy di sektor ini.
Upaya strategis ini tidak hanya memperkokoh posisi Indonesia dalam industri EV domestik, tetapi juga menempatkan negeri ini sebagai pemain kunci dalam peta industri global yang sedang beralih ke energi bersih dan berkelanjutan. Proyek MIND ID menjadi contoh nyata bagaimana transformasi energi dapat bersinergi dengan pengembangan ekonomi dan sosial, membuka peluang baru sekaligus menjawab tantangan global masa depan.