JAKARTA - Di tengah upaya pemerintah meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah, Kota Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu wilayah yang aktif menghadirkan solusi hunian layak dan terjangkau. Program perumahan subsidi terus diperluas melalui berbagai skema, termasuk pemanfaatan teknologi digital yang mempermudah proses pencarian dan pembelian rumah.
Melalui Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (Sikumbang)—platform yang dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)—warga kini bisa mendapatkan informasi lengkap dan transparan tentang rumah subsidi yang tersedia, termasuk di wilayah Kota Bima.
Dengan harga yang dibanderol kurang dari Rp170 juta, rumah subsidi ini menjadi alternatif menarik bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang selama ini menghadapi hambatan dalam mengakses kepemilikan rumah. Inisiatif ini tidak hanya membantu menjawab kebutuhan tempat tinggal yang layak, tetapi juga mendukung pemerataan pembangunan di daerah luar Pulau Jawa.
Digitalisasi untuk Perumahan Rakyat: Peran Strategis Sikumbang
Sikumbang hadir sebagai sistem digital terintegrasi yang memungkinkan masyarakat, pengembang, dan pemerintah dapat saling terhubung dalam proses penyediaan perumahan subsidi. Di Kota Bima, platform ini menjadi kanal resmi untuk mencari informasi rumah murah yang telah sesuai dengan kriteria Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Sikumbang memuat data pengembang, lokasi perumahan, harga, hingga status ketersediaan unit secara real-time. Calon pembeli hanya perlu mengakses laman sistem tersebut untuk memilih rumah sesuai preferensi dan kemampuan finansial mereka. Proses yang dulunya manual dan panjang kini lebih sederhana, cepat, dan akuntabel.
Menurut data dari Sikumbang, saat ini tersedia puluhan unit rumah subsidi di Kota Bima dengan harga di kisaran Rp150 juta–Rp170 juta. Rumah-rumah ini dibangun oleh pengembang lokal yang telah terdaftar dan diawasi oleh pemerintah, menjamin bahwa kualitas bangunan dan legalitasnya sesuai standar yang ditetapkan.
Hunian Murah, Namun Tetap Layak dan Fungsional
Salah satu daya tarik utama rumah subsidi di Kota Bima adalah harga yang sangat terjangkau namun tetap memiliki desain dan fungsi yang layak sebagai tempat tinggal keluarga. Unit yang ditawarkan umumnya memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang keluarga, dan dapur, serta disertai halaman depan dan belakang.
Spesifikasi bangunan disesuaikan dengan ketentuan pemerintah agar bisa digunakan dalam jangka panjang dan nyaman untuk dihuni. Selain itu, rumah-rumah ini biasanya berlokasi tidak jauh dari fasilitas umum seperti sekolah, pusat kesehatan, pasar, dan tempat ibadah, sehingga penghuni tetap memiliki akses terhadap layanan dasar.
Pengembang juga terus dituntut untuk meningkatkan mutu bangunan dan memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Pemerintah daerah mendorong agar kawasan perumahan tidak hanya memenuhi kebutuhan tempat tinggal, tapi juga mendukung kualitas hidup secara menyeluruh.
Peluang Kepemilikan Rumah Bagi MBR di Daerah
Harga properti yang tinggi seringkali menjadi kendala utama bagi masyarakat, terutama di wilayah perkotaan. Di tengah keterbatasan pendapatan, banyak keluarga muda, buruh harian, tenaga kontrak, hingga pelaku UMKM sulit menjangkau kredit pemilikan rumah (KPR) komersial.
Program rumah subsidi di Kota Bima menjadi solusi nyata untuk menghadirkan keadilan akses hunian, dengan bantuan suku bunga rendah dan cicilan terjangkau yang didukung oleh program FLPP. Melalui kerja sama antara pemerintah pusat, bank penyalur KPR, dan pengembang lokal, rumah yang sebelumnya hanya menjadi impian kini mulai menjadi kenyataan bagi banyak warga.
Sebagian besar rumah subsidi ini bisa dimiliki melalui KPR bersubsidi dengan suku bunga tetap 5 persen per tahun, jangka waktu hingga 20 tahun, serta uang muka yang ringan. Proses pengajuan pun kini dapat dilakukan secara daring, mempermudah masyarakat yang sebelumnya kesulitan memenuhi syarat konvensional.
Dukungan Pemerintah dan Sinergi Daerah
Kesuksesan penyediaan rumah subsidi di Kota Bima tidak lepas dari dukungan aktif pemerintah daerah dan instansi pusat, termasuk Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman setempat. Kolaborasi dengan pihak pengembang dilakukan secara selektif, memastikan bahwa setiap unit yang dibangun memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi MBR.
Tak hanya membangun rumah, pemerintah juga memperhatikan infrastruktur dasar penunjang kawasan, seperti jalan lingkungan, drainase, dan sambungan air bersih. Hal ini penting agar kawasan perumahan subsidi berkembang menjadi komunitas yang layak huni dan tidak terpinggirkan.
Lebih dari itu, kehadiran program ini juga mendukung target nasional 1 juta rumah yang dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun terakhir. Kota Bima menjadi salah satu contoh wilayah yang mampu memanfaatkan skema subsidi dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.
Kesempatan Emas untuk Masyarakat Bima
Ketersediaan rumah subsidi dengan harga di bawah Rp170 juta di Kota Bima melalui sistem Sikumbang adalah peluang besar bagi masyarakat untuk memiliki rumah sendiri. Dengan sistem digital yang transparan dan proses yang lebih mudah, pemerintah dan pengembang telah membuka pintu kepemilikan rumah lebih luas.
Program ini bukan hanya tentang membangun rumah secara fisik, tetapi juga tentang membangun harapan dan masa depan. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, memiliki rumah bukan lagi mimpi yang jauh, melainkan sebuah kenyataan yang dapat diraih melalui dukungan kebijakan dan teknologi.
Masyarakat Kota Bima diharapkan memanfaatkan momentum ini, mendaftarkan diri melalui Sikumbang, dan mengambil langkah nyata menuju kehidupan yang lebih stabil dan bermartabat melalui kepemilikan hunian yang layak.