BBM

Harga BBM Pertamina Terkini

Harga BBM Pertamina Terkini
Harga BBM Pertamina Terkini

JAKARTA - Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali menjadi sorotan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Langkah ini dilakukan oleh Pertamina sebagai respons atas dinamika harga minyak dunia serta fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dalam kebijakan yang mengacu pada ketentuan pemerintah dan kewenangan Pertamina, sejumlah jenis BBM mengalami kenaikan harga di sejumlah provinsi, terutama wilayah Pulau Jawa.

Perubahan harga ini menjadi penting untuk diperhatikan masyarakat, terutama bagi pengguna kendaraan pribadi maupun pelaku usaha transportasi. Pemerintah dan Pertamina menegaskan bahwa penyesuaian harga BBM dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah indikator ekonomi global, bukan keputusan sepihak tanpa dasar kuat.

Di wilayah Jawa Barat, misalnya, terdapat lima jenis BBM yang mengalami kenaikan harga. Pertamax naik dari Rp12.100 menjadi Rp12.500 per liter. Sementara itu, Pertamax Turbo kini dijual seharga Rp13.500 per liter, naik dari sebelumnya Rp13.050. BBM ramah lingkungan seperti Pertamax Green 95 juga mengalami penyesuaian menjadi Rp13.250 per liter, sementara Dexlite dan Pertamina Dex masing-masing naik menjadi Rp13.320 dan Rp13.650 per liter.

Perbedaan harga juga dapat ditemukan di sejumlah provinsi lainnya. Di Aceh, harga Pertamax kini sebesar Rp12.800 per liter, sedangkan Dexlite berada pada Rp13.610 dan Pertamina Dex di Rp13.950. Di Free Trade Zone (FTZ) Sabang, harga Pertamax lebih rendah, yaitu Rp11.800, dan Dexlite Rp12.460.

Harga yang berbeda-beda di tiap wilayah disebabkan oleh faktor logistik, biaya distribusi, dan kebijakan khusus seperti FTZ. Provinsi Sumatera Utara, Jambi, dan Sumatera Selatan mencatat angka yang serupa dengan Aceh, sementara di Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau, harga Pertamax sudah mencapai Rp13.100, dengan harga Dexlite mendekati Rp13.900.

Sementara itu, FTZ Batam mencatat harga Pertamax yang relatif murah yakni Rp12.000 per liter. Di ibu kota negara, DKI Jakarta, harga BBM juga mengalami penyesuaian. Pertamax dijual Rp12.500, Pertamax Turbo Rp13.500, dan Dexlite di kisaran Rp13.320. Harga BBM jenis baru seperti Pertamax Green 95 juga telah tersedia dengan harga Rp13.250 per liter.

Hal yang sama terjadi di wilayah-wilayah penyangga seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Penyesuaian harga di daerah-daerah tersebut menunjukkan konsistensi kebijakan harga Pertamina untuk wilayah Pulau Jawa.

Di luar Jawa, penyesuaian juga terjadi di wilayah Indonesia Timur dan Kalimantan. Provinsi seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur kini memiliki harga Pertamax yang sama dengan wilayah Jawa, yakni Rp12.500. Namun, di Kalimantan dan Sulawesi, harga kembali naik menjadi Rp12.800, dengan Dexlite dan Pertamina Dex dijual masing-masing sekitar Rp13.610 dan Rp13.950.

Di Maluku dan Papua, beberapa jenis BBM seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex belum tersedia secara luas. Namun, harga Pertamax tetap merata di kisaran Rp12.800 dan Dexlite sekitar Rp13.610. Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, hingga Papua Selatan juga menunjukkan angka serupa.

Secara umum, tren penyesuaian ini menunjukkan bahwa BBM jenis nonsubsidi seperti Pertamax dan turunannya mengikuti fluktuasi global yang dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik, harga minyak mentah dunia, dan nilai tukar rupiah.

Meski begitu, dua jenis BBM bersubsidi, yakni Pertalite dan Bio Solar, tetap dipertahankan harganya sejak beberapa tahun terakhir. Hingga pertengahan tahun ini, harga Pertalite dan Solar belum mengalami perubahan, tetap konsisten sejak 2022. Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah di tengah tekanan ekonomi global.

Konsumen diharapkan terus mengikuti informasi resmi yang disediakan melalui platform seperti mypertamina.id atau kanal resmi Pertamina untuk mengetahui pembaruan harga secara berkala, karena perubahan harga dapat terjadi sewaktu-waktu sesuai perkembangan pasar internasional.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) juga terus memantau pelaksanaan distribusi dan penyesuaian harga di lapangan. Tujuannya agar tidak terjadi ketimpangan harga yang merugikan masyarakat dan tetap menjaga keadilan antarwilayah.

Penyesuaian harga ini juga menjadi bagian dari upaya Pertamina dalam menyelaraskan ketersediaan energi nasional dengan dinamika pasar global, tanpa melupakan unsur keberlanjutan dan pelayanan terbaik kepada konsumen.

Dengan demikian, penyesuaian harga BBM di berbagai wilayah Indonesia tidak semata sebagai bentuk penyesuaian bisnis, namun juga merupakan bagian dari strategi besar dalam menjaga ketahanan energi nasional dan menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index