JAKARTA - Di tengah urgensi transisi energi dan tantangan pembangunan berkelanjutan, PT Pertamina (Persero) menunjukkan langkah nyata dengan memberdayakan desa-desa di Indonesia melalui program Desa Energi Berdikari (DEB). Tak sekadar fokus pada aspek energi terbarukan, program ini juga mengintegrasikan penguatan ekonomi lokal dan pelestarian lingkungan, menjadikannya model pembangunan yang inklusif dan holistik.
Salah satu lokasi yang kini menjadi sorotan adalah Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali. Wilayah ini terpilih sebagai bagian dari program DEB berkat potensi alamnya yang besar dan peran aktif masyarakat dalam menjaga kawasan hutan desa.
Membangun Kemandirian Energi dari Hulu Bali
- Baca Juga Target Produksi Batu Bara 2025
Desa Besakih bukan sembarang lokasi. Wilayah ini disebut sebagai Huluning Bali Rajya, atau hulu dari Pulau Bali. Menyadari pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dari hulu, Pertamina Patra Niaga melalui Integrated Terminal (IT) Manggis menggandeng Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Maha Wana Basuki untuk membangun program DEB.
“Program DEB adalah wujud nyata kontribusi kami dalam mendorong desa mandiri energi, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk mengelola potensi lokal secara berkelanjutan,” ujar Heppy Wulansari, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga.
Program DEB di Besakih dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 6,6 kWp dan baterai penyimpanan 20 kWh. Energi terbarukan ini digunakan untuk mengoperasikan ekstraktor madu otomatis serta penerangan di kawasan wisata camping, yang potensial memberikan pendapatan masyarakat hingga Rp123 juta per bulan.
Pelestarian Alam Jadi Titik Awal
Ketua LPHD Mahawana Besakih, I Nyoman Artana, yang juga dikenal sebagai local hero Pertamina, menekankan bahwa kawasan hutan desa harus dijaga karena memiliki peran vital terhadap kestabilan lingkungan Bali secara keseluruhan.
“Apabila lokasi ini tidak dipelihara dengan baik maka akan memengaruhi potensi bencana alam dan perubahan iklim di Bali,” jelas Nyoman.
Selain membangun infrastruktur energi, masyarakat juga didorong untuk mengembangkan produk-produk lokal dari hasil hutan, serta memperluas potensi ekowisata berbasis nilai-nilai lokal seperti Tri Hita Karana.
Tidak Hanya Satu Lokasi, Bali Punya Dua DEB Aktif
Inisiatif Desa Energi Berdikari tidak berhenti di Besakih. Di Provinsi Bali sendiri, dua lokasi telah dikembangkan menjadi desa energi mandiri, yaitu di Kelurahan Serangan (Denpasar Selatan) dan Kelurahan Peguyangan (Denpasar Utara).
Menurut Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, program-program ini membawa pendekatan yang unik sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah.
“Melalui program DEB, Pertamina Patra Niaga tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, namun juga menciptakan multiplier effect berupa peningkatan kesejahteraan, edukasi energi, dan pertumbuhan ekonomi desa berbasis keberlanjutan,” kata Ahad.
Di Kelurahan Serangan, DEB difokuskan pada konservasi penyu berbasis masyarakat. Kawasan ini dibekali dengan PLTS hybrid off-grid berkapasitas 8,72 kWp dan energy system sebesar 10 kWh, yang dimanfaatkan untuk penerangan, alat medis penanganan penyu, inkubator tukik berbasis solar cell (Batosay), hingga kegiatan edukasi pelestarian spesies penyu yang dilindungi.
Sementara itu, di Peguyangan, program DEB dikenal dengan nama Uma Palak, berfokus pada urban farming terintegrasi. Dikelola oleh kelompok tani Uma Palaki, desa ini memanfaatkan PLTS berkapasitas 21 kWp untuk mendukung sistem pertanian berkelanjutan sekaligus membuka wisata agroekologi. Dampak positifnya terasa langsung bagi para petani, pelaku UMKM, hingga masyarakat luas.
24 Program DEB Digulirkan Sepanjang 2024
Komitmen Pertamina dalam memperluas akses energi bersih dan memberdayakan masyarakat desa bukanlah wacana belaka. Pada 2024 ini saja, Pertamina Patra Niaga telah menjalankan 24 program DEB di berbagai wilayah Indonesia, dan Desa Besakih menjadi bagian penting dari inisiatif tersebut.
Program ini dirancang agar dapat menghubungkan antara transisi energi, kemandirian desa, dan pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan agenda energi bersih nasional dan global.
Sinergi Energi dan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal
Dari hutan desa yang asri di Besakih, hingga urban farming produktif di Peguyangan, program DEB menjadi contoh nyata bagaimana energi terbarukan bisa menjadi alat pemberdayaan sosial dan ekonomi. Pendekatan ini tidak hanya menjawab kebutuhan listrik berbasis EBT, tetapi juga menciptakan peluang usaha, lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Kehadiran DEB juga menjadi strategi jangka panjang untuk mendorong desa menjadi pusat-pusat ketahanan energi nasional. Saat desa memiliki infrastruktur energi sendiri, mereka tak lagi sepenuhnya bergantung pada sumber eksternal, melainkan menjadi subjek utama dalam pembangunan energi masa depan.
Dari Desa untuk Masa Depan Energi Indonesia
Desa Energi Berdikari membuktikan bahwa transformasi energi dapat dimulai dari akar rumput. Dengan dukungan teknologi, pelatihan, dan kolaborasi berbagai pihak, program ini menjelma menjadi model pengembangan desa yang inklusif dan berdaya saing.
Apa yang dilakukan Pertamina di Bali dan wilayah lain bukan sekadar tentang menyediakan listrik, melainkan tentang menumbuhkan kesadaran energi yang berkelanjutan, memberdayakan komunitas, dan menjaga lingkungan. Jika terus diperluas dan direplikasi, inisiatif seperti ini akan menjadi fondasi kuat dalam perjalanan Indonesia menuju net zero emission dan kemandirian energi nasional.