JAKARTA - Kabupaten Bandung kembali mengalami kemacetan parah di salah satu titik vitalnya, yaitu Jembatan Dua Jalan Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah. Kepadatan kendaraan bermotor yang berjalan sangat lambat atau bahkan merayap ini menjadi pemandangan sehari-hari yang mengganggu kelancaran lalu lintas di kawasan tersebut.
Kepadatan yang kerap terjadi di ruas jalan utama Rancamanyar ini disebabkan oleh persimpangan strategis yang berada tepat di ujung Jembatan Dua. Pada jam-jam sibuk, volume kendaraan dari berbagai arah meningkat signifikan, namun sistem lalu lintas yang harus mengatur kendaraan secara bergantian di persimpangan membuat arus menjadi tersendat. Akibatnya, kendaraan yang mengantre di belakang persimpangan tidak dapat bergerak bebas, menimbulkan kemacetan yang sering kali berlangsung cukup lama.
Seorang pengendara yang melintasi lokasi tersebut mengungkapkan, “Saat volume kendaraan meningkat, terutama pada jam-jam sibuk, kemacetan di Jembatan Dua hampir tak terhindarkan. Semua kendaraan dari berbagai arah harus bergantian melintas, sehingga kendaraan lain tertahan lama.”
Kemacetan di titik ini bukan hanya menyulitkan pengguna jalan, tetapi juga berdampak pada aktivitas warga dan distribusi barang di wilayah Bandung selatan. Jalan Bojongsayang sendiri merupakan akses utama bagi ribuan kendaraan yang menghubungkan kawasan industri, permukiman, dan pusat perdagangan di sekitar Rancamanyar dan Baleendah.
Menurut data lalu lintas lokal, kepadatan di Jembatan Dua meningkat setiap harinya, terutama pada pagi dan sore hari. Hal ini diperparah dengan kurangnya sistem pengaturan lalu lintas yang memadai dan infrastruktur yang belum mampu menampung lonjakan kendaraan secara optimal.
Pemerintah daerah setempat mengakui adanya permasalahan tersebut dan tengah berupaya mencari solusi yang tepat agar kemacetan di Jembatan Dua dapat diminimalkan. "Kami memahami bahwa kemacetan ini sangat mengganggu masyarakat dan aktivitas ekonomi di daerah ini. Saat ini, kami sedang melakukan kajian teknis untuk penataan persimpangan agar arus lalu lintas bisa lebih lancar," ungkap pejabat Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung.
Peningkatan kapasitas jalan dan perbaikan sistem pengaturan lalu lintas menjadi fokus utama pemerintah. Beberapa alternatif yang tengah dipertimbangkan adalah pembuatan traffic light pintar, pelebaran jalan di titik kritis, dan pengaturan ulang jalur kendaraan untuk mengurangi tumpang tindih di persimpangan.
Kepadatan di Jembatan Dua juga mengundang perhatian dari kalangan warga dan pengguna jalan yang berharap adanya penanganan segera agar produktivitas mereka tidak terganggu. “Kami berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata, karena kemacetan ini membuat perjalanan kami menjadi sangat tidak nyaman dan membuang banyak waktu,” ujar salah satu pengemudi ojek online yang sering beroperasi di area tersebut.
Dengan adanya upaya perbaikan dan penataan lalu lintas yang komprehensif, diharapkan kemacetan yang selama ini menghantui Jembatan Dua dapat berkurang drastis dan aktivitas masyarakat di sekitar Rancamanyar dapat kembali berjalan lancar.
Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya sinergi antara perencanaan infrastruktur dan pengaturan lalu lintas yang efektif dalam mendukung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Bandung. Tanpa penanganan tepat, kemacetan seperti di Jembatan Dua bisa menjadi masalah yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat dan perekonomian daerah.