OJK

OJK Sumut Dorong Pendanaan Inklusif, Petani Sawit dan Jagung Nikmati Akses Pembiayaan Pasar Modal

OJK Sumut Dorong Pendanaan Inklusif, Petani Sawit dan Jagung Nikmati Akses Pembiayaan Pasar Modal
OJK Sumut Dorong Pendanaan Inklusif, Petani Sawit dan Jagung Nikmati Akses Pembiayaan Pasar Modal

JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus memperluas perannya dalam mendukung pembangunan daerah, tidak hanya melalui fungsi pengawasan sektor jasa keuangan, tetapi juga sebagai motor penggerak inovasi pembiayaan. Langkah konkret terbaru OJK Sumut ditunjukkan dengan peluncuran program-program strategis untuk memperluas akses pendanaan bagi petani sawit dan jagung, melalui skema pembiayaan berbasis pasar modal.

Kepala OJK Sumut, Khoirul Muttaqien, menjelaskan bahwa lembaganya telah merancang berbagai strategi pendanaan alternatif untuk mendukung pelaksanaan program-program prioritas Pemerintah Provinsi Sumut. Fokus utamanya mencakup sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, ketahanan pangan, bio-industri, UMKM, pendidikan, dan pariwisata.

“Untuk mendukung pelaksanaan program-program prioritas Gubernur Sumut, OJK telah menyusun berbagai program khusus perluasan akses pendanaan inovatif,” ungkap Khoirul dalam keterangannya.

Sejumlah skema pembiayaan yang ditawarkan meliputi Obligasi Daerah, Sukuk Daerah, Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Dana Investasi Real Estat (DIRE), dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Seluruh instrumen ini disiapkan sebagai alternatif pembiayaan di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga memberi ruang lebih luas untuk akselerasi pembangunan daerah.

Dalam bidang ketahanan pangan dan bio-industri, OJK Sumut telah menggagas dua program unggulan yaitu SERAYA (Skema Pengembangan Perkebunan Sawit Rakyat) dan SEJAGAT (Skema Pengembangan Jagung Rakyat Tangguh). Kedua skema ini dirancang untuk memperkuat pertanian rakyat dengan dukungan penuh dari lembaga keuangan.

“Melalui SERAYA dan SEJAGAT, kami ingin memastikan bahwa petani sawit dan jagung di Sumatera Utara dapat memperoleh akses pembiayaan yang mudah, cepat, dan berkelanjutan,” ujar Khoirul.

Dampak dari program ini mulai terlihat secara signifikan. Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit ke industri pengolahan sawit mencatat lonjakan sebesar 52,06 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara sektor ketahanan pangan mencatat pertumbuhan 21,95 persen yoy. Capaian ini menunjukkan kepercayaan sektor keuangan terhadap prospek pertanian rakyat yang semakin positif.

Salah satu contoh nyata realisasi program tersebut adalah pembiayaan jagung yang telah dikucurkan sebesar Rp805 juta kepada 20 petani di Kabupaten Langkat. Realisasi pembiayaan ini merupakan hasil kolaborasi antara OJK, Pemerintah Daerah, Perum Bulog, dan sejumlah lembaga jasa keuangan. Hal ini menjadi bukti bahwa skema pembiayaan inovatif berbasis sinergi antarsektor dapat memberikan dampak langsung kepada pelaku usaha di daerah.

Kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci keberhasilan program ini. OJK Sumut aktif membangun sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hingga asosiasi pelaku usaha. Pendekatan ini bertujuan menciptakan ekosistem keuangan yang sehat, inklusif, dan produktif.

“OJK berkomitmen menjaga stabilitas sektor keuangan sambil terus mendorong peran intermediasi yang produktif untuk pembangunan daerah,” tegas Khoirul.

Inisiatif pembiayaan pintar ini sejalan dengan visi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan berbasis pasar modal, OJK Sumut memberikan alternatif pembiayaan jangka panjang yang lebih fleksibel dan efisien bagi pelaku usaha di daerah, termasuk petani.

Selain mendorong pembiayaan, OJK juga gencar melakukan edukasi dan literasi keuangan kepada petani dan pelaku UMKM agar mereka dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan secara optimal. Dengan tingkat pemahaman yang lebih baik, para petani diharapkan lebih siap mengelola pembiayaan dan memperluas usahanya secara mandiri.

Langkah OJK Sumut ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena dinilai menjadi terobosan dalam memperkuat ketahanan pangan lokal dan membuka peluang pengembangan ekonomi pedesaan. Dengan keberlanjutan program seperti SERAYA dan SEJAGAT, Sumatera Utara berpotensi menjadi salah satu sentra pertanian rakyat yang maju dan modern di Indonesia.

Melalui visi pembiayaan cerdas dan sinergi multi-stakeholder, OJK Sumut optimistis pembangunan daerah dapat berlangsung lebih cepat, merata, dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index