Waskita Karya

Bendungan Waskita Karya Jadi Peluang PLTA, PU Ajak Investor

Bendungan Waskita Karya Jadi Peluang PLTA, PU Ajak Investor
Bendungan Waskita Karya Jadi Peluang PLTA, PU Ajak Investor

JAKARTA - Di tengah besarnya kebutuhan pembangunan infrastruktur yang mencapai Rp1.900 triliun, pemerintah terus mendorong kolaborasi dengan sektor swasta dan mitra internasional. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah menawarkan proyek-proyek prioritas melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), seperti yang disampaikan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dalam International Conference of Infrastructure (ICI) 2025.

Dalam konferensi itu, Menteri Dody menegaskan pentingnya sinergi lintas pihak untuk mempercepat penyediaan infrastruktur nasional. “Kami menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan mitra global. Mari kita bangun infrastruktur yang lebih cerdas, hijau, dan inklusif bersama-sama,” ujarnya.

Dari total sembilan proyek KPBU senilai Rp90 triliun yang ditawarkan, tiga di antaranya merupakan bendungan yang dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yaitu Bendungan Way Sekampung di Lampung, Tapin di Kalimantan Selatan, dan Leuwikeris di Jawa Barat. Ketiga proyek ini dianggap layak untuk dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas di atas 1 MW, sehingga tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga berkontribusi pada kemandirian energi nasional.

Potensi PLTA dari Bendungan Waskita Karya

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengungkapkan bahwa masing-masing bendungan yang dibangun perusahaannya memiliki potensi pengembangan sebagai sumber energi terbarukan. “Bendungan Tapin misalnya, yang diresmikan pada 2021, kini telah difungsikan sebagai PLTA. Kami bangga proyek yang kami bangun dapat membuka peluang investasi baru,” kata Ermy.

Secara rinci, Bendungan Way Sekampung mampu menghasilkan energi listrik hingga 5,4 MW, sedangkan Bendungan Leuwikeris memiliki potensi PLTA sebesar 7,4 MW, dan Tapin sebesar 2,7 MW. Total potensi listrik dari ketiga bendungan ini mencapai 15,5 MW.

Ermy menekankan bahwa manfaat bendungan tidak hanya berhenti pada fungsi irigasi dan pengendalian banjir, melainkan juga membuka peluang investasi di bidang energi. Hal ini sejalan dengan komitmen Waskita Karya untuk mendukung program strategis pemerintah di bidang pembangunan infrastruktur yang berdampak luas pada masyarakat.

Dampak Bendungan bagi Ketahanan Pangan dan Energi

Ketiga bendungan yang telah dibangun oleh Waskita Karya memang memiliki manfaat yang signifikan di berbagai sektor. Bendungan Tapin, misalnya, selain berpotensi menjadi PLTA, juga memiliki fungsi pengendalian banjir dengan kemampuan mereduksi debit air hingga 107 meter kubik per detik (m³/dt). Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 56,7 juta m³ yang digunakan untuk mengairi lahan pertanian seluas 5.472 hektare, sehingga mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan sektor pertanian di wilayah sekitarnya.

Proyek Bendungan Tapin sendiri dikerjakan dengan nilai investasi sebesar Rp986,5 miliar. Melalui keberadaan bendungan ini, pemerintah daerah memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan sektor ekonomi berbasis pertanian dan pariwisata.

Sementara itu, Bendungan Way Sekampung yang dibangun dengan anggaran Rp1,78 triliun, berfungsi mengairi lahan irigasi seluas 55.373 hektare. Bendungan ini dinilai sebagai salah satu proyek strategis yang berhasil meningkatkan intensitas tanam petani di Lampung hingga tiga kali setahun, sekaligus mendukung pengelolaan sumber daya air yang lebih optimal.

“Dengan Way Sekampung, intensitas tanam bisa meningkat hingga tiga kali setahun. Ini mendukung pengelolaan sumber daya air dan pertanian berkelanjutan di Lampung,” ujar Ermy.

Adapun Bendungan Leuwikeris yang diresmikan pada 2024, dibangun dengan nilai investasi Rp3,5 triliun. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung hingga 81 juta m³, serta dirancang untuk menyuplai air ke lahan pertanian di Kabupaten Ciamis dan Cilacap. Fungsinya yang multifungsi, mulai dari irigasi, pengendalian banjir, hingga potensi energi, menjadikan bendungan ini sebagai salah satu proyek kebanggaan di wilayah Jawa Barat.

Dorongan Pemerintah Percepat Investasi Lewat KPBU

Melalui ICI 2025, Kementerian PU menargetkan percepatan investasi melalui KPBU agar pembangunan infrastruktur tidak hanya bergantung pada kemampuan APBN yang terbatas. Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa investasi swasta sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan penyediaan infrastruktur nasional yang semakin besar.

“Skema KPBU adalah solusi strategis untuk menutupi gap pembiayaan infrastruktur, mengingat kebutuhan pembiayaan nasional sebesar Rp1.900 triliun tidak mungkin sepenuhnya dipenuhi APBN yang hanya mampu sekitar 60 persen,” kata Dody.

Pemerintah berharap investor dalam dan luar negeri tertarik untuk berpartisipasi, khususnya dalam proyek bendungan yang memiliki potensi menghasilkan energi terbarukan. Ini akan mendukung agenda pemerintah dalam memperluas pemanfaatan energi hijau serta meningkatkan ketahanan energi nasional.

Waskita Karya Komitmen Bangun Infrastruktur Merata

Menutup pernyataannya, Ermy menegaskan bahwa Waskita Karya akan terus berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan merata di seluruh Indonesia. “Ke depan, Waskita Karya akan terus berkontribusi dalam pencapaian target pembangunan infrastruktur nasional. Kami percaya, pemerataan ekonomi dapat diwujudkan melalui pemerataan infrastruktur,” pungkasnya.

Ketiga bendungan ini menjadi contoh bagaimana proyek infrastruktur bukan hanya menopang sektor pertanian, tetapi juga membuka peluang energi baru terbarukan yang mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan mitra global, diharapkan target pembangunan infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan dapat terwujud lebih cepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index