PROPERTI

Optimisme GALAXY Property di Tengah Perlambatan

Optimisme GALAXY Property di Tengah Perlambatan
Optimisme GALAXY Property di Tengah Perlambatan

JAKARTA - Meski berbagai tantangan masih membayangi perekonomian nasional dan global, pelaku industri properti seperti GALAXY Property tidak serta-merta bersikap pesimistis. Justru, perusahaan ini melihat semester kedua tahun 2025 sebagai momen penting untuk memaksimalkan potensi pasar dan menyesuaikan strategi penjualan dengan kondisi terkini.

Keyakinan tersebut hadir bukan tanpa dasar. GALAXY Property menilai bahwa meskipun Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mengalami perlambatan, kebutuhan terhadap hunian masih tetap kuat. Segmen menengah ke bawah dan permintaan primer dari masyarakat untuk tempat tinggal masih menjadi faktor penopang yang cukup menjanjikan.

Optimisme GALAXY Property ini menarik perhatian di tengah laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkap bahwa pertumbuhan industri properti perumahan menunjukkan perlambatan pada kuartal I/2025. Data menunjukkan IHPR nasional hanya tumbuh 1,07% secara tahunan (YoY)—lebih rendah dibanding kuartal IV tahun 2024 yang tumbuh 1,39% YoY.

Tantangan Nyata: Biaya Tinggi dan Suku Bunga yang Masih Menggigit

GALAXY Property mengakui bahwa sejumlah faktor turut menekan pergerakan sektor properti selama paruh pertama tahun ini. Di antaranya, tingginya biaya konstruksi dan pembiayaan, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang belum menunjukkan tren penurunan signifikan, serta tingkat uang muka yang masih tinggi di berbagai bank nasional.

Perusahaan properti, baik skala besar maupun menengah, dihadapkan pada kenyataan bahwa biaya pembangunan semakin tinggi seiring dengan kenaikan harga bahan bangunan dan ongkos tenaga kerja. Hal ini tentu berdampak langsung pada margin keuntungan dan daya saing harga properti di pasar.

Kondisi makroekonomi nasional yang masih diliputi ketidakpastian, termasuk potensi gejolak geopolitik dan nilai tukar yang fluktuatif, juga turut berperan dalam menahan laju investasi di sektor properti.

Namun bagi GALAXY Property, semua itu bukan alasan untuk menunda ekspansi atau menghentikan inovasi. Sebaliknya, perusahaan ini memilih untuk menyusun strategi adaptif, termasuk dengan menyesuaikan skema pembayaran, memperluas kerja sama dengan perbankan, serta lebih gencar memasarkan produk berbasis kebutuhan konsumen.

Inovasi dan Pendekatan Humanis Jadi Kunci

Melihat kondisi pasar yang lebih sensitif terhadap harga dan fleksibilitas, GALAXY Property mulai menerapkan strategi “produk adaptif” yang sesuai dengan kebutuhan segmen masyarakat urban dan milenial. Produk-produk hunian kini dirancang dengan fokus pada efisiensi ruang, lokasi strategis, dan kemudahan akses transportasi publik.

Tak hanya dari sisi desain dan harga, GALAXY juga memberikan penawaran berupa cicilan ringan, uang muka rendah, bahkan program subsidi biaya KPR bekerja sama dengan sejumlah bank mitra. Tujuannya jelas: memperluas akses masyarakat terhadap rumah pertama, sekaligus menjaga daya beli tetap berjalan di tengah tekanan ekonomi.

Lebih jauh, GALAXY Property turut memperkuat pendekatan humanis dalam pemasaran, yakni dengan membangun komunitas konsumen, memberi edukasi soal literasi properti, serta menghadirkan layanan konsultasi keuangan bagi calon pembeli rumah.

Momen Evaluasi Bagi Industri

Industri properti perumahan nasional kini tengah berada di titik evaluasi strategis. Di satu sisi, pasar membutuhkan insentif dan intervensi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan. Di sisi lain, pelaku industri dituntut untuk tidak sekadar menjual, tetapi juga memberi nilai tambah pada produk-produk yang ditawarkan.

IHPR yang melambat menjadi indikator bahwa pertumbuhan harga rumah sudah tidak seagresif tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat menjadi peluang untuk membentuk pasar yang lebih stabil dan rasional.

GALAXY Property menilai bahwa perlambatan ini bisa menjadi peluang untuk konsolidasi dan perbaikan sistem pemasaran serta manajemen proyek. Fokus utama bukan lagi pada volume semata, tetapi kualitas proyek dan keberlanjutan dalam jangka panjang.

Harapan Terhadap Stimulus Pemerintah

Seiring dengan upaya industri properti untuk menyesuaikan strategi, para pengembang berharap adanya dukungan nyata dari pemerintah, terutama dalam bentuk stimulus fiskal dan relaksasi regulasi. Misalnya, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk rumah pertama, program subsidi bunga, serta pengurangan biaya-biaya perizinan.

GALAXY Property juga menyambut positif rencana pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan rumah, termasuk melalui skema KPR subsidi, FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), maupun program Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat). Semua kebijakan ini diharapkan dapat membantu mengurangi kesenjangan kepemilikan rumah yang masih tinggi di kalangan masyarakat urban.

Semester II/2025: Waktu yang Krusial

Memasuki semester kedua 2025, GALAXY Property memperkirakan akan terjadi pemulihan bertahap dalam permintaan hunian. Faktor musiman seperti promosi akhir tahun, bonus tahunan, serta evaluasi target keuangan rumah tangga menjadi pemicu utama.

Di samping itu, potensi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia juga memberikan harapan bagi menurunnya suku bunga KPR. Jika hal ini terjadi, maka pembiayaan rumah akan menjadi lebih terjangkau, dan diharapkan mendorong minat beli di kalangan masyarakat.

Perlambatan sektor properti di awal 2025 memang menjadi tantangan, namun bagi pelaku seperti GALAXY Property, ini adalah momen penting untuk bertransformasi secara strategi dan operasional. Dengan pendekatan yang lebih adaptif, kolaboratif, serta berpihak pada konsumen, sektor properti diyakini akan mampu bangkit dan tumbuh kembali di semester II/2025.

Kunci utamanya adalah inovasi, keberanian untuk menyesuaikan diri, dan kolaborasi dengan berbagai pihak—termasuk pemerintah dan perbankan—agar ekosistem perumahan yang inklusif dan berkelanjutan dapat terwujud.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index