Olahraga

Olahraga Jogging Ringan Bikin Umur Panjang

Olahraga Jogging Ringan Bikin Umur Panjang
Olahraga Jogging Ringan Bikin Umur Panjang

JAKARTA - Menjaga kesehatan bukan sekadar soal menghindari penyakit, melainkan juga soal merawat kualitas hidup sepanjang usia. Di tengah tren gaya hidup modern yang cenderung statis, banyak orang mencari cara sederhana namun efektif untuk memperpanjang umur dan menikmati hidup yang lebih sehat. Salah satu pilihan yang terbukti memberi manfaat besar adalah jogging aktivitas yang mungkin terlihat sederhana, tapi ternyata menyimpan potensi besar dalam meningkatkan harapan hidup.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Copenhagen City Heart Study menunjukkan bahwa jogging memiliki dampak positif yang signifikan terhadap umur panjang. Dalam studi yang dipublikasikan melalui jurnal ScienceDirect, ditemukan bahwa pria yang secara rutin melakukan jogging memiliki potensi hidup lebih lama hingga 6,2 tahun, sedangkan wanita mendapat tambahan usia sekitar 5,6 tahun. Temuan ini menjadi angin segar bagi mereka yang ingin hidup lebih lama dengan cara yang tidak rumit.

Menurut Schnohr, kepala kardiolog dari tim peneliti, manfaat tersebut tidak memerlukan latihan berat atau intensitas tinggi. Ia menyatakan bahwa manfaat maksimal bisa diraih hanya dengan jogging secara teratur dan dalam intensitas yang sesuai. "Kami dapat mengatakan dengan yakin bahwa jogging secara teratur meningkatkan umur. Kabar baiknya adalah Anda sebenarnya tidak perlu melakukan banyak hal untuk mendapatkan manfaatnya," ujar Schnohr dalam kutipan yang diambil dari pernyataannya kepada Times of India, sebagaimana dikutip detikHealth.

Popularitas jogging sendiri sebenarnya sudah mulai tumbuh sejak era 1970-an. Namun, pada awal kemunculannya, olahraga ini sempat menimbulkan kekhawatiran, terutama ketika sejumlah kasus kematian mendadak pada pria paruh baya saat berlari menjadi sorotan publik. Kekhawatiran ini pun memicu perdebatan luas mengenai apakah jogging merupakan aktivitas yang aman, khususnya bagi kelompok usia lanjut.

Menanggapi isu tersebut, tim dari Copenhagen City Heart Study memutuskan untuk menelaah lebih dalam dampak jangka panjang dari jogging terhadap kesehatan dan risiko kematian. Mereka pun menggelar riset longitudinal yang dimulai sejak 1976, melibatkan lebih dari 20.000 pria dan wanita dengan rentang usia 20 hingga 93 tahun. Studi ini menjadi salah satu penelitian komprehensif yang membandingkan kelompok pelari dengan non-pelari secara sistematis.

Dalam sub-studi yang difokuskan pada jogging, peneliti mengamati 1.116 pelari pria dan 762 pelari wanita. Mereka membandingkan angka kematian dari kelompok ini dengan partisipan yang tidak berlari sama sekali. Informasi tentang kebiasaan jogging peserta, termasuk durasi mingguan dan intensitasnya, dikumpulkan secara subjektif dari masing-masing individu.

Pendekatan subjektif ini dipilih karena mempertimbangkan variasi usia yang cukup lebar dari para partisipan. Dengan demikian, pengukuran intensitas berdasarkan persepsi dianggap sebagai metode yang paling relevan untuk menggambarkan pengalaman personal saat berolahraga.

Data dari studi ini dikumpulkan dalam empat periode utama: 1976–1978, 1981–1983, 1991–1994, dan 2001–2003. Setiap partisipan dipantau secara individu dengan menggunakan identifikasi khusus, sehingga memungkinkan pelacakan kondisi kesehatan mereka hingga 35 tahun kemudian.

Hasilnya sangat mencolok. Dari kelompok non-pelari, tercatat 10.158 kematian selama masa studi. Sebaliknya, hanya 122 kematian yang ditemukan dari kelompok pelari. Fakta ini menjadi bukti bahwa jogging mampu menurunkan risiko kematian hingga 44 persen bagi pria maupun wanita yang melakukannya secara konsisten.

Lebih lanjut, para peneliti menyimpulkan bahwa manfaat tertinggi dari jogging dapat diperoleh ketika dilakukan dalam durasi 1 hingga 2,5 jam per minggu. Frekuensi idealnya adalah 2 hingga 3 sesi per minggu, dengan intensitas ringan hingga sedang.

Satu hal penting yang ditekankan Schnohr adalah pentingnya menjaga keseimbangan dalam berolahraga. Jogging seharusnya cukup menantang, tetapi tidak sampai membuat tubuh merasa kelelahan berlebihan. "Anda harus berusaha untuk merasa sedikit sesak napas, tapi tidak terlalu sesak napas," jelasnya.

Temuan ini memberikan pesan penting bahwa untuk mencapai umur panjang dan kualitas hidup yang lebih baik, tidak selalu dibutuhkan rutinitas olahraga yang berat atau program kebugaran ekstrem. Aktivitas yang terlihat ringan seperti jogging, jika dilakukan dengan rutin dan konsisten, mampu memberikan hasil yang luar biasa.

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, menyediakan waktu satu atau dua jam per minggu untuk jogging bisa menjadi investasi kecil dengan hasil yang besar. Selain memperpanjang usia, jogging juga memberi dampak positif pada kesehatan jantung, kebugaran fisik, serta kestabilan mental dan emosional.

Bagi mereka yang baru ingin memulai kebiasaan sehat ini, tidak perlu merasa terintimidasi oleh pelari berpengalaman. Mulailah dari langkah kecil: berjalan cepat, kemudian bertransisi ke jogging ringan, dan perlahan tingkatkan frekuensinya. Yang terpenting adalah konsistensi, bukan kecepatan atau jarak.

Jogging bukan sekadar olahraga, melainkan bentuk kepedulian terhadap diri sendiri. Dalam rutinitas yang sederhana itu, tersimpan kekuatan besar untuk memperpanjang hidup dan menikmati hari tua dengan tubuh yang sehat dan jiwa yang bahagia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index