JAKARTA - Penyeberangan laut antara Sumatra Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung semakin vital seiring meningkatnya mobilitas masyarakat. Di tengah arus pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) tampil sebagai simpul penting konektivitas antarpulau, menghubungkan kawasan daratan Sumatra dengan Pulau Bangka. Letaknya yang berada di pesisir timur Sumatra membuat pelabuhan ini tak hanya strategis, tetapi juga efisien dari sisi waktu dan biaya perjalanan.
Terletak di Kabupaten Banyuasin, TAA merupakan pelabuhan terbesar di Sumatra Selatan yang berhadapan langsung dengan Selat Bangka. Akses laut ini tak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, tetapi juga menjadi rute andalan wisatawan dan pengusaha logistik yang hendak menuju atau keluar dari Bangka Belitung.
Peran pelabuhan ini kian krusial karena mampu memangkas waktu perjalanan secara signifikan dibandingkan jalur sebelumnya yang melewati Palembang. Pelabuhan TAA menggantikan peran pelabuhan lama di Sungai Musi, Palembang, yang mengalami hambatan akibat sedimentasi dan pasang surut. Dengan operasional penuh sejak pertengahan 2000-an, TAA memberikan alternatif yang jauh lebih cepat dan nyaman untuk aktivitas penyeberangan.
Kini, waktu tempuh dari Sumatra ke Muntok, Bangka, hanya memerlukan sekitar tiga hingga empat jam. Sebelumnya, perjalanan serupa bisa memakan waktu hingga sepuluh jam. Efisiensi ini tentu menjadi keunggulan tersendiri, terutama saat musim liburan atau ketika arus barang dan penumpang meningkat.
Jadwal Kapal Feri yang Padat dan Teratur
Untuk melayani kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, pengelola pelabuhan telah menyiapkan jadwal keberangkatan kapal feri secara berkala. Dari Pelabuhan TAA menuju Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Barat, terdapat sembilan armada yang beroperasi secara bergantian dalam rentang waktu dua jam sekali. Armada tersebut melayani penumpang mulai dari pagi hari hingga tengah malam.
Berikut adalah jadwal penyeberangan yang tersedia:
07.00 WIB – Adhi Swadarma III
09.00 WIB – Mutis
11.00 WIB – Dharma Kartika VIII
13.00 WIB – Dharma Kartika I
15.00 WIB – Garda Maritim 5
17.00 WIB – Dharma Sentosa
19.00 WIB – Wira Camelia
21.00 WIB – Munic XI
00.00 WIB – Mutiara Pertiwi III
Jadwal yang padat ini mencerminkan tingginya mobilitas antara kedua wilayah. Namun, pihak pelabuhan tetap mengingatkan bahwa jadwal bisa mengalami perubahan sewaktu-waktu, khususnya jika kondisi cuaca di perairan Selat Bangka memburuk. Faktor-faktor seperti gelombang tinggi atau angin kencang menjadi pertimbangan utama demi keselamatan pelayaran.
Tarif Terjangkau untuk Penumpang dan Kendaraan
Tak hanya menjamin kelancaran, penyeberangan melalui Pelabuhan TAA juga menawarkan tarif yang cukup kompetitif. Harga tiket disesuaikan dengan kategori penumpang maupun jenis kendaraan yang dibawa. Penumpang pejalan kaki hanya dikenakan biaya sekitar Rp51.200.
Sementara itu, bagi pemilik kendaraan, berikut ini adalah tarif berdasarkan golongan:
Golongan 1 (sepeda): Rp66.710
Golongan 2 (motor <500 cc): Rp123.350
Golongan 3 (motor >500 cc): Rp207.000
Golongan 4 (mobil penumpang): Rp966.240
Golongan 4 (mobil barang): Rp839.726
Golongan 5 (mobil besar penumpang): Rp1.707.710
Golongan 5 (mobil besar barang): Rp1.558.454
Golongan 6 (bus penumpang): Rp2.800.820
Golongan 6 (kendaraan barang besar): Rp2.404.908
Golongan 7 (kendaraan 10–12 meter): Rp2.854.373
Golongan 8 (kendaraan >12 meter): Rp4.096.810
Kisaran harga tersebut mencerminkan fleksibilitas pelayanan yang disesuaikan dengan kapasitas dan jenis kendaraan yang dibawa, baik untuk angkutan pribadi, logistik, maupun transportasi umum.
Pelabuhan yang Terus Berkembang
Peran strategis Pelabuhan Tanjung Api-api tidak hanya terbatas pada sektor transportasi semata. Sejak awal diresmikan, pelabuhan ini telah menjadi bagian dari rencana besar pengembangan kawasan ekonomi di Sumsel. Letaknya yang berada di luar pusat kota Palembang juga memungkinkan pengembangan infrastruktur yang lebih luas, tanpa terhambat oleh padatnya pemukiman atau keterbatasan ruang.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun operator pelabuhan, fasilitas di TAA terus ditingkatkan. Penguatan sisi darat, peningkatan kapasitas dermaga, serta modernisasi sistem tiket dan pelacakan kapal telah menjadi bagian dari strategi untuk menjadikan TAA sebagai pelabuhan laut yang lebih modern dan efisien.
Selain itu, meningkatnya arus wisata ke Bangka Belitung turut berdampak positif terhadap geliat pelabuhan. Banyak wisatawan domestik yang memilih rute feri sebagai alternatif perjalanan hemat ke destinasi-destinasi unggulan di Pulau Bangka, seperti Pantai Parai Tenggiri, Pantai Matras, dan Kawasan Muntok yang sarat nilai sejarah.
Mendorong Konektivitas Antarwilayah
Kehadiran Pelabuhan Tanjung Api-api menjadi contoh nyata pentingnya transportasi laut dalam memperkuat konektivitas antarwilayah. Tidak hanya membantu mobilitas penduduk, keberadaan pelabuhan ini juga memperlancar distribusi barang, termasuk komoditas pertanian dan hasil industri kecil dari Sumatra ke Bangka, dan sebaliknya.
Dengan operasional pelabuhan yang terus ditingkatkan, diharapkan konektivitas lintas-pulau bisa menjadi pendorong utama pemerataan ekonomi. Pelabuhan TAA pun kini tak hanya sekadar menjadi terminal penyeberangan, tetapi menjadi simpul logistik dan penggerak ekonomi kawasan.