Wisata Alam Telaga Sarangan, Pilihan Liburan Sejuk Keluarga

Minggu, 13 Juli 2025 | 13:15:08 WIB
Wisata Alam Telaga Sarangan, Pilihan Liburan Sejuk Keluarga

JAKARTA - Di tengah maraknya berbagai pilihan wisata kekinian, Telaga Sarangan di Magetan tetap mampu menjaga pesonanya sebagai tujuan utama saat musim liburan sekolah. Terletak di lereng Gunung Lawu, kawasan ini tak hanya menawarkan panorama alam yang menyejukkan mata, tetapi juga menghadirkan suasana nyaman yang membuat para pengunjung ingin berlama-lama menikmati momen liburan bersama keluarga.

Bukan tanpa alasan Sarangan tetap menjadi primadona. Kawasan ini telah lama dikenal dengan keindahan telaganya, suasana pegunungan yang sejuk, serta banyaknya titik-titik wisata pendukung yang kian menarik perhatian generasi muda dan orang tua. Saat musim liburan sekolah, peningkatan jumlah wisatawan terasa begitu nyata, terlebih di akhir pekan.

Menurut Didik Kurniawan, Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan, kawasan Telaga Sarangan masih menjadi destinasi unggulan di wilayah tersebut. Hal itu terlihat dari lonjakan kunjungan wisatawan yang cukup signifikan, terutama pada akhir pekan selama periode libur sekolah.

“Peningkatan kunjungan saat akhir pekan terpantau cukup signifikan dibanding hari biasa. Untuk weekday, jumlah pengunjung Telaga Sarangan masih di angka 2.000 hingga 3.000 orang per hari, hampir sama seperti hari-hari biasa. Namun saat akhir pekan, yang biasanya hanya 4.000 hingga 5.000, selama libur sekolah bisa naik menjadi 8.000 hingga 9.000 pengunjung,” ujar Didik.

Peningkatan ini mencerminkan adanya ketertarikan masyarakat terhadap destinasi wisata bernuansa alam yang menawarkan ketenangan, pemandangan indah, dan udara segar. Tak hanya Telaga Sarangan, kawasan sekitarnya seperti Mojosemi Forest Park, Taman Wisata Genilangit, Kebun Bunga Refugia, hingga Randu Gede Hidden Paradise juga mencatat pertumbuhan jumlah kunjungan yang positif. Semua lokasi ini memiliki satu benang merah: menyuguhkan keindahan alam terbuka khas pegunungan.

Kecenderungan wisatawan yang ingin menghindari keramaian kota dan menghabiskan waktu di alam terbuka tampaknya menjadi pola yang semakin kuat. Banyak dari mereka yang memilih wisata tanpa tiket masuk, seperti area kuliner sepanjang jalur tembus Sarangan–Cemorosewu, yang menawarkan pemandangan indah sambil menikmati jajanan lokal seperti jagung bakar.

“Konsep wisata alam masih jadi andalan Magetan. Beberapa lokasi yang tidak memungut biaya masuk justru semakin digemari, seperti Taman Wisata Genilangit, hingga area kuliner di sepanjang jalur tembus Sarangan–Cemorosewu. Wisatawan ingin menikmati udara sejuk sambil bersantai makan jagung bakar,” jelas Didik.

Melihat animo yang tinggi, Disbudpar Magetan tak tinggal diam. Mereka terus melakukan berbagai strategi promosi baik secara langsung maupun digital. Kampanye promosi dilakukan melalui event-event khusus yang digelar di kawasan Sarangan, disertai dengan pembaruan informasi pariwisata melalui kanal media sosial.

Tak hanya itu, kerja sama dengan influencer lokal juga dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan informasi kepada wisatawan potensial, terutama dari kalangan milenial dan Gen Z yang lebih terhubung dengan dunia digital.

“Kami banyak menggelar event di kawasan Sarangan untuk menarik wisatawan. Selain itu, kami juga aktif memperbarui informasi lewat media sosial dan bekerja sama dengan sejumlah influencer lokal untuk promosi,” tambah Didik.

Kepedulian terhadap keberlanjutan pariwisata juga menjadi fokus Disbudpar Magetan. Pihaknya mengimbau agar seluruh pelaku usaha jasa wisata memperhatikan aspek kenyamanan, kebersihan, dan kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan arahan Kementerian Pariwisata agar destinasi wisata tidak hanya menarik dari sisi ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara lingkungan.

Dengan dukungan berbagai elemen, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat sekitar, kawasan Telaga Sarangan dan sekitarnya terus berbenah tanpa kehilangan keasliannya. Meski teknologi dan tren wisata terus berubah, kekuatan utama Sarangan tetaplah pada nuansa alam dan kearifan lokal yang ditawarkan.

Bagi para pengunjung, berlibur ke Sarangan tak sekadar menikmati danau dan pegunungan, tetapi juga merasakan kembali kedekatan dengan alam dan relaksasi yang sulit ditemukan di kawasan urban. Sementara itu, bagi warga Magetan, keberhasilan mempertahankan Sarangan sebagai destinasi favorit merupakan bentuk keberhasilan merawat warisan wisata daerah yang kini menjadi sumber penghidupan dan kebanggaan bersama.

Pada momen akhir libur sekolah tahun ini, Disbudpar Magetan tetap optimistis bahwa jumlah kunjungan akan terus tinggi. Didik berharap masyarakat tetap memanfaatkan waktu berlibur di destinasi lokal sebelum kembali pada rutinitas, sekaligus mendukung roda perekonomian lokal.

“Kami berharap pada akhir pekan terakhir libur sekolah ini, masyarakat tetap antusias berwisata di daerah Magetan, sebelum kemudian aktif masuk sekolah,” tutupnya.

Terkini

Erick Thohir Mundur dari Komite Wasit, Ogawa Gantikan

Minggu, 13 Juli 2025 | 16:50:51 WIB

Bali Menuju Transportasi Listrik

Minggu, 13 Juli 2025 | 16:55:12 WIB

Lonjakan Penumpang Pelni di Belawan

Minggu, 13 Juli 2025 | 16:59:42 WIB

Syukuran Laut Penyeberangan

Minggu, 13 Juli 2025 | 17:04:09 WIB