INVESTASI

Investasi Pendidikan Anak Sejak Dini

Investasi Pendidikan Anak Sejak Dini
Investasi Pendidikan Anak Sejak Dini

JAKARTA - Ketika biaya pendidikan terus meningkat setiap tahun, tidak sedikit orangtua merasa kewalahan menghadapinya. Kenaikan ini bahkan tidak sebanding dengan peningkatan penghasilan para orangtua. Di tengah kondisi tersebut, strategi finansial yang bijak menjadi kunci, dan salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah menginvestasikan tabungan untuk dana pendidikan anak.

Menurut perencana keuangan Andy Nugroho, orangtua sebaiknya mulai menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini. Hal ini penting karena biaya pendidikan dipastikan akan terus mengalami kenaikan dalam jangka panjang.

“Produk-produk yang bisa dipilih sebagai tabungan pendidikan bisa mulai dari tabungan pendidikan yang dirilis oleh bank, sampai asuransi pendidikan yang merupakan produk dari perusahaan asuransi jiwa,” ujar Andy saat dihubungi Kompas.com.

Jika waktu masuk sekolah anak masih cukup lama, orangtua bahkan bisa mempertimbangkan bentuk investasi yang lebih beragam. “Dana pendidikan yang disiapkan juga bisa dalam bentuk agrobisnis seperti menanam pohon jati atau sengon, peternakan hewan, logam mulia, dan lain sebagainya,” lanjutnya.

Lonjakan Biaya Pendidikan Tidak Bisa Dihindari

Pernyataan Andy ini sejalan dengan data yang dirilis Harian Kompas. Berdasarkan hasil jurnalisme data mereka, biaya pendidikan, terutama di jenjang Sekolah Dasar (SD), mengalami lonjakan signifikan dari tahun 2018 hingga 2024.

Kenaikannya mencapai 12,6 persen per tahun, jauh melebihi kenaikan rata-rata gaji orangtua yang hanya 2,6 persen per tahun. Sebagai perbandingan, pada 2018, biaya pendidikan SD rata-rata masih di angka Rp 2,4 juta. Namun, pada 2021 sudah naik menjadi Rp 3,2 juta dan melonjak lagi menjadi Rp 4,6 juta pada 2024.

Sementara itu, penghasilan buruh, karyawan, dan pegawai hanya naik dari Rp 2,8 juta pada 2018 menjadi Rp 2,7 juta di tahun 2021 justru sempat turun dan baru meningkat lagi ke angka Rp 3,3 juta pada 2024.

“Orangtua harus bekerja ekstra keras ataupun mengelola keuangannya dengan lebih bijak lagi agar bisa membiayai anak-anaknya untuk dapat bersekolah di tempat yang diinginkan,” kata Andy.

Menghadapi Kesenjangan Biaya dan Penghasilan

Kesenjangan antara pertumbuhan biaya pendidikan dan kenaikan gaji orangtua membuat perencanaan keuangan menjadi aspek yang sangat krusial. Terlebih lagi, beban keuangan akan makin berat jika anak disekolahkan di lembaga pendidikan swasta.

Masih merujuk pada data Harian Kompas dan Badan Pusat Statistik (BPS), biaya komponen pendidikan di sekolah swasta mengalami kenaikan drastis sejak 2018. Transportasi naik 3,3 kali lipat, uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) 2,2 kali lipat, kunjungan edukatif 2 kali lipat, uang saku 1,9 kali lipat, dan uang pendaftaran 1,8 kali lipat.

Fakta ini mempertegas betapa pentingnya menyiapkan dana pendidikan sedini mungkin. Dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, hanya mereka yang telah mempersiapkan dengan cermat yang mampu bertahan tanpa terjebak utang atau harus menurunkan kualitas pendidikan anak.

“Apalagi bila penghasilannya terbatas, maka caranya adalah dengan menabung untuk biaya pendidikan anak sedini mungkin,” tutur Andy.

Ragam Pilihan Investasi Pendidikan

Menabung dalam bentuk konvensional saja tidak cukup. Dengan laju inflasi biaya pendidikan yang tinggi, menyimpan uang di tabungan biasa hanya akan kalah dengan waktu. Di sinilah peran investasi menjadi sangat penting.

Andy menyarankan agar orangtua mempertimbangkan berbagai alternatif investasi. Tabungan pendidikan yang dikelola bank dapat menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan instrumen rendah risiko. Sementara itu, asuransi pendidikan menawarkan manfaat ganda: perlindungan jiwa sekaligus tabungan jangka panjang.

Untuk mereka yang ingin keuntungan lebih tinggi dan jangka waktu lebih panjang, pilihan seperti logam mulia, investasi peternakan, bahkan agrobisnis seperti pohon jati atau sengon, bisa menjadi opsi menarik. Namun tentu saja, diperlukan pemahaman lebih dan manajemen risiko yang matang dalam memilih instrumen ini.

Menyiapkan Masa Depan Anak, Sekarang

Kebutuhan pendidikan merupakan investasi jangka panjang, dan semakin dini orangtua memulainya, semakin ringan beban ke depan. Kesalahan terbesar adalah menunda atau menganggap enteng biaya pendidikan, padahal realitanya menunjukkan tren yang konsisten meningkat dari tahun ke tahun.

Andy menekankan pentingnya sikap proaktif. “Orangtua harus mulai memikirkan bagaimana caranya menyiapkan dana pendidikan yang sesuai kebutuhan anak. Dengan demikian, tidak hanya menjamin masa depan pendidikan mereka, tetapi juga menjaga stabilitas keuangan keluarga,” tutupnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index