JAKARTA - Di tengah upaya nasional memperluas jangkauan layanan keuangan, keberadaan AgenBRILink yang diinisiasi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan dampak signifikan. Tak hanya sebagai perpanjangan tangan dari sistem perbankan konvensional, agen-agen ini kini menjadi simpul strategis yang memperkuat keterhubungan antara masyarakat pedesaan dan sistem finansial nasional.
Dengan dukungan lebih dari 1,22 juta agen yang tersebar di sekitar 67 ribu desa di seluruh penjuru Indonesia, AgenBRILink berhasil menjawab tantangan keterbatasan akses layanan keuangan. Aktivitas masyarakat yang tinggi tercermin dari volume transaksi yang mencapai 540 juta kali, dengan nilai mencapai Rp843 triliun hanya dalam kurun enam bulan.
Model layanan ini tidak hanya berkontribusi terhadap inklusi finansial, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi warga lokal. Banyak agen merupakan individu atau pelaku UMKM yang kini mendapatkan tambahan penghasilan melalui keagenan, sekaligus mempererat keterlibatan mereka dalam ekonomi digital dan sistem keuangan formal.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menekankan pentingnya sistem yang kuat dan aman dalam mendukung keberhasilan AgenBRILink. Menurutnya, fondasi teknologi dan dukungan operasional yang efisien memungkinkan agen melayani masyarakat secara optimal.
“Kami melihat AgenBRILink bukan hanya sebagai saluran distribusi layanan perbankan, tetapi sebagai simpul ekonomi yang menjangkau jutaan masyarakat hingga ke desa-desa. Melalui jaringan ini, masyarakat bisa mengakses layanan keuangan secara mudah dan langsung ke sistem perbankan nasional. Dalam jangka panjang, hal ini tak hanya memperkuat inklusi keuangan, tetapi juga menjadi sumber pertumbuhan berkelanjutan bagi BRI, termasuk dalam penghimpunan dana murah (CASA),” jelas Hery.
AgenBRILink juga menjadi penyumbang penting terhadap pendapatan non-bunga (fee based income) BRI. Dalam periode yang sama, pendapatan dari aktivitas keagenan mencapai Rp787 miliar. Ini menunjukkan bahwa keberadaan mereka tidak hanya berdampak sosial, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja finansial perusahaan.
Layanan yang ditawarkan pun mencakup berbagai kebutuhan harian masyarakat. Mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, isi ulang BRIZZI, hingga pengajuan pinjaman serta pembukaan rekening tabungan Basic Saving Account (BSA). AgenBRILink bahkan tetap beroperasi saat hari libur, memastikan masyarakat tetap dapat mengakses layanan keuangan kapan pun dibutuhkan.
Yang menarik, inovasi layanan tak berhenti pada transaksi dasar. AgenBRILink kini juga menyediakan produk-produk tambahan seperti penjualan asuransi mikro, penarikan uang dari luar negeri, serta pembelian tiket transportasi darat dan laut, termasuk bus, shuttle, kereta api, hingga kapal feri. Pendekatan ini menjadikan agen bukan sekadar tempat transaksi, tetapi juga pusat layanan multifungsi yang memudahkan kehidupan masyarakat di berbagai sektor.
Peran strategis AgenBRILink menjadi lebih nyata di wilayah-wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), di mana infrastruktur perbankan konvensional masih sangat terbatas. Melalui pendekatan universal banking, BRI membangun jembatan bagi jutaan masyarakat untuk terhubung langsung dengan layanan keuangan nasional, sekaligus membuka akses terhadap berbagai produk perbankan dan perlindungan finansial.
“BRI optimistis AgenBRILink dapat menciptakan peluang usaha bagi masyarakat setempat. Bahkan, ke depan AgenBRILink diharapkan terus menjadi penggerak ekonomi daerah sekaligus mendorong literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia,” pungkas Hery.
Keberhasilan model keagenan BRI ini juga menjadi contoh bagaimana digitalisasi dan pemberdayaan komunitas lokal dapat berjalan beriringan. Dengan memastikan kesiapan teknologi dan pelatihan yang berkelanjutan, BRI mampu membangun sistem keagenan yang inklusif, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan masyarakat modern, tanpa meninggalkan prinsip gotong royong.
Secara keseluruhan, AgenBRILink adalah bukti nyata bahwa perluasan akses keuangan bukan sekadar wacana. Ini adalah strategi terukur yang telah menjangkau pelosok negeri, memperkuat pondasi ekonomi lokal, serta membentuk ekosistem layanan keuangan yang tangguh, fleksibel, dan berorientasi pada pemerataan kesejahteraan.