JAKARTA - Pertarungan Khamzat Chimaev melawan Dricus Du Plessis di UFC 319 tidak hanya menjadi perebutan gelar kelas menengah, namun juga penentuan mental dan fisik terbaik. Di balik sorotan panggung utama, legenda UFC Khabib Nurmagomedov angkat bicara, memberikan analisis tajam terkait ancaman tersembunyi yang dimiliki lawan Chimaev tersebut.
Dricus Du Plessis bukanlah nama baru dalam daftar petarung elit UFC. Sejak bergabung dengan ajang bergengsi itu, pria asal Afrika Selatan tersebut tampil impresif, mempertahankan rekor tak terkalahkan. Ia telah mengalahkan sejumlah nama besar, termasuk kemenangan fenomenal atas Israel Adesanya, yang membuat dunia MMA terhenyak. Konsistensinya di oktagon telah memantapkan posisinya sebagai juara yang sulit ditumbangkan.
Melihat peluang dan tantangan yang akan dihadapi Chimaev, Khabib memberi pandangannya yang cukup dalam. Ia menilai bahwa Du Plessis adalah tipe petarung yang tidak bisa dikalahkan begitu saja kecuali dengan KO bersih. “Dia akan bertarung sampai detik terakhir. Dia adalah petarung yang menarik,” kata Khabib, dikutip dari MMAWeekly.com.
- Baca Juga Olahraga Futsal dan Kenangan Milenial
Menurut Khabib, kekuatan utama Du Plessis bukan hanya fisiknya, tetapi juga mental bertarungnya yang keras dan pantang menyerah. "Dia begitu kuat dan akan bertarung habis-habisan. Jurus kickboxing-nya lebih ke tipe unorthodox. Dia rajin melempar tendangan dan pukulan," ujar Khabib.
Namun, Khabib juga menyoroti satu sisi lemah dari gaya bertarung Du Plessis: ketidakakuratan. “Satu hal yang mungkin baik atau tidak baik ialah dia kurang akurat, di satu sisi dia lebih mengandalkan volume,” jelasnya. Artinya, Du Plessis cenderung melakukan serangan beruntun dalam volume tinggi meski tidak selalu efektif mengenai sasaran. Tapi gaya ini membuatnya sulit ditebak dan terus menekan lawan.
Menanggapi hal itu, Khabib menyarankan Chimaev untuk tidak gentar dan justru meladeni adu pukulan. “Saya pribadi akan memberikan saran untuk Khamzat agar berani meladeni adu striking,” katanya. Dalam konteks teknik tinju murni, menurut Khabib, Chimaev memiliki keunggulan. Namun, ia tetap mengingatkan bahwa tekanan besar akan datang jika pertarungan berlangsung hingga lima ronde tanpa hasil yang jelas di awal.
"Itu hanya segelintir keuntungannya saja. Anda bisa tampil menekan sejak awal-awal pertarungan, mungkin pada ronde pertama dan kedua," ujar Khabib. Tapi ia juga mengingatkan bahwa bila Chimaev gagal menyelesaikan laga lebih awal, ada risiko kehilangan banyak energi yang krusial saat duel perebutan sabuk yang berlangsung panjang.
Analisis Khabib bukan tanpa dasar. Pengalamannya sebagai mantan juara tak terkalahkan UFC memberinya perspektif yang dalam mengenai pola bertarung dan strategi fisik-mental yang dibutuhkan dalam perebutan gelar. Ia menilai pertarungan ini sebagai ujian penting bagi Chimaev yang tengah mengejar puncak kariernya di kelas menengah.
“Ya, itu adalah pertarungan yang sangat bagus. Itu seperti sebuah momen puncak,” tambah Khabib. Ia mengibaratkan pertarungan ini sebagai kulminasi dari semua persiapan, kerja keras, dan dedikasi yang selama ini dilakukan Chimaev. “Seperti semua yang sudah Anda lakukan, persiapkan, dan usahakan... Semua akhirnya membuahkan hasil.”
Selain membahas teknik dan stamina, Khabib juga menyentuh aspek fisik dari kedua petarung. Ia memperkirakan Du Plessis memiliki ukuran tubuh yang sedikit lebih besar, meski tidak terlalu signifikan. "Saya pikir dia punya tubuh yang lebih besar dari Khamzat. Dari ukuran tubuh, dia mungkin lebih tinggi tetapi saya tidak yakin tubuhnya lebih besar."
Atmosfer menjelang UFC 319 semakin memanas seiring publik menunggu penampilan Chimaev di oktagon. Sebagai petarung yang dikenal agresif dan penuh determinasi, ekspektasi tinggi tertuju padanya untuk membuktikan kualitasnya di kelas menengah. Tak hanya untuk sabuk juara, tapi juga untuk memperkuat reputasinya sebagai bintang masa depan UFC.
Selain Chimaev vs Du Plessis, UFC 319 juga akan menampilkan sejumlah duel menarik lainnya, termasuk kehadiran petarung Jepang, Kai Asukara, yang semakin mendapatkan sorotan global. Namun, fokus utama jelas tertuju pada duel Chimaev yang selama ini dipersiapkan sebagai calon superstar UFC berikutnya.
Pertarungan ini dijadwalkan berlangsung di Chicago, Amerika Serikat. Lokasi ini dipilih bukan tanpa alasan: kota ini telah menjadi salah satu panggung historis pertarungan MMA paling bersejarah. Di sinilah pertarungan prestisius digelar, dan kini giliran Chimaev dan Du Plessis untuk mencetak sejarah.