INDUSTRI

GIIAS Pacu Pemulihan Industri Otomotif

GIIAS Pacu Pemulihan Industri Otomotif
GIIAS Pacu Pemulihan Industri Otomotif

JAKARTA - Perhelatan akbar Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) kembali mendapat sorotan publik sebagai tonggak penting dalam membangkitkan gairah industri otomotif nasional. Di tengah kondisi pasar dalam negeri yang masih belum pulih sepenuhnya akibat tekanan daya beli, GIIAS muncul sebagai momentum strategis untuk menegaskan kembali posisi Indonesia di peta industri otomotif global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan optimisme bahwa GIIAS bukan sekadar ajang pamer kendaraan terbaru, melainkan juga simbol kebangkitan industri otomotif nasional. Menurut dia, pameran yang disebut sebagai salah satu yang terbesar di dunia setelah Tiongkok ini menjadi sarana penting untuk menampilkan kekuatan, inovasi, dan ketahanan industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan global.

Agus menyadari bahwa tantangan di sektor otomotif bukan hal sepele. Lesunya pasar domestik akibat melemahnya daya beli telah memukul penjualan kendaraan bermotor. Namun, di sisi lain, geliat ekspor justru menunjukkan tren positif yang membanggakan. Hampir 500 ribu unit kendaraan berhasil diekspor ke berbagai negara pada tahun lalu, memberikan secercah harapan bahwa sektor ini masih memiliki daya dorong besar untuk tumbuh.

“Jangan dianggap Indonesia hanya dijadikan pasar bagi produsen-produsen otomotif,” tegas Agus dalam pembukaan GIIAS di ICE BSD, Tangerang. Ia menekankan pentingnya posisi Indonesia sebagai produsen dan eksportir kendaraan yang kuat, bukan hanya konsumen.

Lebih jauh, Agus melihat bahwa keberadaan Gaikindo sebagai penyelenggara pameran bukan hanya sebagai mitra pemerintah dalam masa kejayaan industri otomotif, tetapi juga sebagai garda terdepan saat industri menghadapi masa-masa sulit. Sinergi semacam ini dinilai krusial untuk merumuskan kebijakan dan strategi adaptif dalam menghadapi dinamika ekonomi global.

Gaikindo, sebagai asosiasi penggerak industri otomotif, juga turut menyuarakan komitmennya terhadap pemulihan industri. Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, secara terbuka mengakui bahwa kondisi industri saat ini tengah diuji. Penurunan permintaan di pasar domestik menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan kepala dingin dan inovasi berkelanjutan.

“Dalam bisnis, pasang surut memang tak terelakkan,” ujar Nangoi. Ia percaya bahwa kekuatan pelaku industri dan semangat kolaborasi akan menjadi modal utama untuk bertahan dan bangkit kembali. Optimisme ini tidak datang tanpa alasan.

Menurut data terbaru, ekspor kendaraan dari Indonesia mencatatkan peningkatan sebesar 7 persen hingga pertengahan tahun ini. Pangsa ekspor mencakup lebih dari 90 negara, termasuk pasar besar seperti Jepang, menandakan bahwa produk otomotif Indonesia kian diterima secara global.

Selain ekspor kendaraan utuh, ekspor komponen otomotif dan kendaraan terurai (CKD) juga mengalami peningkatan signifikan. Dalam periode 2020 hingga 2024, total realisasi investasi di sektor otomotif mencapai Rp150 triliun. Capaian ini mencerminkan tingkat kepercayaan investor global terhadap daya saing dan stabilitas industri otomotif nasional.

“Ini menunjukkan kepercayaan yang besar dari pelaku industri global terhadap potensi pasar Indonesia, serta kesiapan ekosistem otomotif nasional untuk terus berkembang,” kata Nangoi.

Ke depan, Agus dan Nangoi sama-sama menekankan pentingnya inovasi dan keberlanjutan dalam industri ini. Pemerintah mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk tidak hanya fokus pada penjualan, tetapi juga riset dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan. Dalam era kendaraan listrik dan mobilitas berkelanjutan, Indonesia tak ingin tertinggal.

Agus pun menyerukan kepada pengusaha otomotif untuk tetap mempertahankan tenaga kerja di tengah situasi ekonomi yang belum ideal. Ia yakin bahwa pemulihan daya beli domestik hanya tinggal menunggu waktu seiring dengan perbaikan indikator ekonomi nasional. “Bisa dipastikan industri otomotif akan terbang tinggi,” tuturnya penuh keyakinan.

Dalam mendukung pemulihan tersebut, Kementerian Perindustrian juga tengah mengajukan sejumlah insentif seperti PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) dan relaksasi opsen pajak. Harapannya, beban pelaku industri dapat dikurangi, sehingga mendorong keberlanjutan usaha dan penciptaan lapangan kerja.

Upaya revitalisasi sektor otomotif melalui GIIAS dan dukungan kebijakan fiskal ini memperlihatkan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Sebaliknya, ada usaha aktif untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat produksi dan ekspor kendaraan di Asia, bahkan dunia.

Dengan kombinasi strategi promosi ekspor, insentif fiskal, dan penguatan kemitraan antara pemerintah, industri, dan asosiasi, GIIAS diharapkan bisa menjadi pemicu utama kebangkitan industri otomotif nasional. Lebih dari sekadar pameran, GIIAS menjadi panggung kolaborasi dan inovasi yang mempertemukan semua elemen untuk satu tujuan: menjadikan Indonesia sebagai kekuatan baru dalam industri otomotif global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index