Investasi

Investasi Mataram Tembus 70 Persen di Semester Pertama

Investasi Mataram Tembus 70 Persen di Semester Pertama
Investasi Mataram Tembus 70 Persen di Semester Pertama

JAKARTA - Kota Mataram menunjukkan geliat positif dalam sektor penanaman modal. Capaian investasi hingga triwulan kedua berhasil menembus angka 69,44 persen dari target tahunan sebesar Rp1,7 triliun. Kinerja ini menjadi cerminan iklim usaha yang semakin kondusif dan respons kebijakan daerah yang mendorong arus masuk modal.

Data ini disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Mataram, Amiruddin. Ia mengungkapkan bahwa lima sektor utama menjadi penggerak dominan dalam realisasi investasi semester pertama tahun ini. Di antaranya, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi tampil sebagai penyumbang tertinggi.

“Yang besar itu XL Axiata. Investasinya itu sampai Rp600 miliar,” ungkap Amiruddin. Total kontribusi dari sektor ini mencapai Rp684 miliar lebih, atau sekitar 39,12 persen dari total realisasi investasi.

Kinerja positif juga terlihat dari sektor konstruksi yang menempati urutan kedua, menyumbang sebesar 8,50 persen atau sekitar Rp148 miliar lebih. Amiruddin menjelaskan bahwa sebagian besar investasi sektor ini berasal dari proyek perumahan.

“Masih ada empat perumahan ini yang belum masuk dan sudah mengajukan izin karena masih belum memenuhi syarat,” tambahnya.

Sektor perdagangan dan reparasi menempati posisi ketiga dengan realisasi sebesar 6,94 persen atau sekitar Rp121 miliar lebih. Meski ada dinamika dari segi waktu realisasi, dengan penurunan pada triwulan kedua dibanding triwulan pertama, sektor ini tetap menjadi motor utama investasi daerah.

Kinerja investasi juga turut diperkuat oleh sektor pengolahan dan remediasi limbah serta sampah. Sektor ini tercatat berkontribusi sebesar 6,36 persen atau Rp111 miliar lebih, yang mencerminkan arah kebijakan pembangunan berkelanjutan dan penanganan lingkungan hidup yang makin mendapat perhatian investor.

Di posisi kelima, investasi dari sektor lainnya menyumbang 5,33 persen atau sekitar Rp93 miliar. Amiruddin menyebut, secara total capaian investasi semester pertama yang telah mencapai 69,44 persen tersebut menandakan laju investasi yang sehat dan konsisten.

“Ini triwulan kedua 69,44 persen realisasi kita,” katanya menegaskan.

Dengan target investasi tahun 2025 sebesar Rp1,7 triliun, pihaknya optimistis angka tersebut bisa tercapai sebelum tahun berakhir. Keyakinan ini didasarkan pada tren peningkatan pengajuan izin, baik dari pelaku usaha baru maupun ekspansi usaha yang sudah eksis di Mataram.

“Saya yakin optimis masuk. Ini ada yang sudah masuk di industri makanan. Kacang Garuda juga ada yang mau masuk,” ujar Amiruddin, mengisyaratkan minat investor besar terhadap potensi kota.

Namun di sisi lain, sektor perhotelan justru belum menunjukkan geliat yang berarti pada tahun ini. Meskipun biasanya menjadi salah satu sektor favorit investasi di daerah pariwisata, tahun ini belum tercatat adanya investasi hotel yang signifikan di Mataram.

“Tidak ada hotel, tapi yang lain banyak yang masuk. Dan banyak penyumbangnya. Terbesar itu perdagangan dan jasa,” ucap Amir.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa arah investasi mulai beragam dan tidak lagi hanya terfokus pada sektor pariwisata. Sektor perdagangan dan jasa kini tampil sebagai pilar utama ekonomi Kota Mataram yang terus berkembang.

Kondisi ini juga tak lepas dari kemudahan layanan investasi yang ditawarkan DPMPTSP. Penyederhanaan prosedur, peningkatan kualitas layanan, serta digitalisasi izin usaha menjadi faktor penting yang mendongkrak kepercayaan investor.

Berbagai upaya tersebut juga sejalan dengan prioritas pembangunan daerah yang mengutamakan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah Kota Mataram tidak hanya berupaya menarik investasi besar, tetapi juga mendorong pemerataan manfaat ekonomi hingga ke sektor usaha mikro dan kecil.

Kota Mataram yang merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat memang terus berbenah dalam menciptakan iklim usaha yang ramah dan prospektif. Peluang usaha tidak hanya terbuka bagi investor lokal, tapi juga semakin diminati oleh investor luar daerah, termasuk investor asing.

Kondisi geografis yang strategis, stabilitas sosial dan politik yang terjaga, serta dukungan infrastruktur dasar yang terus ditingkatkan menjadi daya tarik tersendiri bagi penanam modal. Hal ini diperkuat oleh kebijakan pemerintah daerah yang responsif terhadap dinamika pasar dan kebutuhan dunia usaha.

Selain itu, penguatan peran sektor-sektor pendukung seperti logistik, komunikasi, dan pengolahan limbah juga menandakan pergeseran arah investasi ke sektor yang lebih fungsional dan masa depan. Ini menjadi indikator bahwa Kota Mataram mulai membangun fondasi ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tahan terhadap guncangan eksternal.

Amiruddin juga menegaskan bahwa DPMPTSP akan terus memantau realisasi dan mengevaluasi potensi sektor-sektor lainnya yang memiliki daya ungkit tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

Dengan capaian yang sudah melebihi separuh target tahunan dalam enam bulan pertama, harapan untuk menembus target investasi tahun ini semakin besar. Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ini secara konsisten.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index