JAKARTA - Perencanaan dan pengembangan karir mungkin tidak kita pikirkan sejak kecil. Apa saja elemen dan seperti apa tahapannya?
Saat masih balita, yang kita tahu hanyalah cita-cita, seperti ingin menjadi dokter, polisi, atau guru.
Namun, tanpa disadari, kita sebenarnya sudah memulai pembicaraan tentang masa depan karir, meski banyak dari cita-cita itu yang berubah seiring berjalannya waktu.
Saat kita tumbuh dewasa, kenyataan kadang tak sesuai dengan harapan. Lalu, kapan kita mulai serius dalam perencanaan serta pengembangan karir?
Apa langkah yang perlu diambil untuk mencapai karir yang diinginkan? Mari kita bahas lebih lanjut tentang perencanaan dan pengembangan karir.
Pengertian Karir dan Jenjang Karir
Berdasarkan definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karir diartikan sebagai suatu jenis pekerjaan yang memberikan peluang bagi seseorang untuk berkembang.
Secara lebih rinci, karir merujuk pada serangkaian pengalaman kerja yang dijalani oleh seorang individu, di mana ia berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya selama masa kerjanya di sebuah organisasi atau perusahaan.
Sementara itu, jenjang karir menggambarkan urutan posisi pekerjaan yang ditempuh seseorang secara bertahap, yang secara keseluruhan membentuk perjalanan karirnya.
Contohnya, seseorang mungkin memulai sebagai peserta pelatihan, kemudian menjadi karyawan tetap, lalu naik menjadi kepala bagian, dan seterusnya—semuanya mengikuti struktur jenjang karir yang telah ditetapkan di tempat kerja tersebut.
Pengertian Perencanaan karir
Perencanaan karir menurut Corey & Corey (2006) merupakan suatu proses yang mencakup eksplorasi berbagai pilihan serta persiapan untuk meniti jalur karir tertentu.
Proses ini juga dapat dimaknai sebagai strategi seseorang untuk mencapai kenaikan jabatan atau pangkat sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, serta disesuaikan dengan kompetensi yang dimilikinya.
Dengan kata lain, perencanaan karir adalah upaya untuk menentukan langkah-langkah jenjang posisi yang ingin diraih dalam suatu perusahaan atau organisasi yang dituju.
Apakah seorang karyawan biasa bisa memiliki peluang menjadi direktur?
Tentu bisa, asalkan ia melakukan observasi dan mengumpulkan informasi terkait kualifikasi serta keterampilan apa saja yang perlu dikuasai guna mendukung kenaikan jabatan tersebut.
Jika persyaratan sudah diketahui, langkah berikutnya adalah menyiapkan diri agar mampu memenuhi semua kriteria tersebut.
Sebagai contoh, bila seseorang memulai karir sebagai guru dan bercita-cita menjadi dosen, maka ia perlu melanjutkan pendidikan dari jenjang S1 ke S2 sebagai salah satu syarat akademik untuk menjadi dosen. Lalu, mengapa perencanaan karir itu penting?
Ada beberapa tujuan utama, di antaranya: pertama, membantu individu meningkatkan kesadaran akan potensi dan tujuan hidupnya; kedua, mencapai rasa kepuasan pribadi; ketiga, mempersiapkan diri untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi; dan keempat, membuat proses pencapaian karir lebih efisien karena sudah dirancang sejak awal.
Dengan memiliki perencanaan karir yang jelas, seseorang dapat mengevaluasi sejauh mana minat, bakat, serta potensi yang dimiliki untuk mendukung keberhasilan di dunia kerja.
Ketika perencanaan dibuat secara matang dan realistis, maka setiap langkah yang diambil akan lebih terarah dan peluang untuk mencapai hasil maksimal pun semakin besar.
Elemen Utama Perencanaan dan Pengembangan karir
Karir adalah tujuan yang umumnya mulai dikejar setelah seseorang menyelesaikan jenjang pendidikannya.
Selain sebagai sumber penghasilan, karir juga menjadi sarana untuk meraih pencapaian yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan pribadi.
Lalu, apa saja yang perlu dipersiapkan sebagai komponen penting dalam proses perencanaan dan pengembangan karir?
1. Pengetahuan
Hal pertama yang perlu disiapkan dalam membangun masa depan karier adalah penguasaan pengetahuan. Pengetahuan ini mencakup arah tujuan setelah menyelesaikan pendidikan formal.
Misalnya, setelah lulus jenjang sarjana, apakah seseorang akan langsung terjun ke dunia kerja sesuai jurusan, atau melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi?
Kemampuan berpikir ini erat kaitannya dengan kerja otak dan kecerdasan seseorang, yang biasanya diukur melalui nilai akademik seperti IPK. Banyak perusahaan juga mempertimbangkan IPK sebagai syarat seleksi karyawan.
Karena itu, sangat penting untuk menyesuaikan antara kondisi di lapangan dengan kemampuan diri secara objektif.
Dalam hal ini, perlu dibedakan antara hasrat pribadi dan kemampuan yang dimiliki. Keinginan adalah sesuatu yang bersumber dari motivasi dalam diri, sedangkan kemampuan adalah hasil dari potensi nyata yang bisa diukur dan dikembangkan.
2. Sikap
Sikap mencerminkan tujuan hidup yang ingin dicapai. Contohnya, apakah seseorang yang mengambil jurusan keguruan benar-benar ingin menjadi guru, atau justru memilih jalur lain karena faktor lain seperti penghasilan.
Sikap juga mencakup dorongan untuk berkembang dan keseriusan dalam menjalankan tanggung jawab.
Apakah seseorang menyelesaikan tugas karena merasa bertanggung jawab, atau hanya sekadar menyelesaikannya demi upah? Di dunia kerja, ini sangat menentukan.
Kinerja juga mencerminkan bagaimana seseorang menilai pekerjaannya. Apakah ia memberikan usaha terbaik atau hanya bekerja seperlunya.
Selain itu, sikap mandiri dalam mengambil keputusan juga menjadi penanda kedewasaan dalam dunia kerja.
Kepandaian secara akademis saja tidak cukup jika tidak dibarengi sikap profesional. Di dunia kerja yang mengedepankan kerja tim, kepribadian positif akan lebih dihargai ketimbang sekadar kemampuan teknis.
3. Keterampilan
Aspek berikutnya adalah keterampilan. Ini meliputi kemampuan mengidentifikasi jenis pekerjaan yang diminati dan kesiapan dalam mengambil langkah nyata untuk mencapainya.
Orang yang hanya memiliki pengetahuan tanpa bisa menerapkannya di lapangan akan kesulitan untuk berkembang.
Keberhasilan bukan hanya milik mereka yang unggul secara teori. Orang yang rajin dan mau belajar bisa lebih sukses dibandingkan mereka yang hanya mengandalkan kecerdasan.
Oleh karena itu, keterampilan praktis menjadi penentu penting dalam pencapaian jenjang karier.
Tahapan Perencanaan serta Pengembangan karir
Tahapan dalam perjalanan karier seseorang mencakup rentang waktu dari mulai memasuki dunia kerja hingga masa pensiun.
Proses ini melibatkan berbagai fase yang akan dilalui secara bertahap, tergantung pada usia, pengalaman, serta kondisi pribadi dan organisasi tempat individu tersebut bekerja.
1. Tahap Awal atau Masa Pembentukan
Tahapan pertama ini ditandai dengan semangat tinggi dari seorang pegawai yang baru saja bergabung dalam dunia kerja.
Biasanya, mereka merasa antusias dan penuh motivasi karena telah berhasil memasuki dunia yang selama ini diidamkan. Fokus utama di fase ini adalah mencari rasa aman dan kepastian dalam pekerjaan.
Pegawai akan berupaya keras menunjukkan kinerja terbaik demi mempertahankan posisinya. Umumnya, fase ini berlangsung selama lima tahun pertama sejak mulai bekerja.
2. Tahap Menengah atau Pengembangan
Setelah melewati masa adaptasi awal, pegawai mulai memasuki fase di mana keinginan untuk berkembang semakin kuat. Rasa percaya diri tumbuh seiring pengalaman, dan hasrat untuk naik jabatan atau mendapatkan promosi mulai muncul.
Dorongan harga diri dan keinginan untuk diakui menjadi alasan utama individu di tahap ini berlomba-lomba menunjukkan kemampuan mereka.
Rentang usia pada fase ini biasanya berkisar antara 30 hingga 45 tahun, di mana pegawai aktif berusaha mengejar peluang jenjang karier lebih tinggi.
3. Tahap Pemantapan atau Mempertahankan
Setelah cukup lama bekerja dan mencapai posisi yang diinginkan, sebagian pegawai mulai memasuki masa di mana mereka lebih fokus mempertahankan apa yang sudah dicapai.
Pada fase ini, keinginan untuk naik jabatan mungkin sudah tidak sekuat sebelumnya. Mereka cenderung merasa cukup dan nyaman dengan kondisi yang ada.
Stabilitas finansial serta pengalaman yang telah dikumpulkan membuat pegawai lebih berhati-hati dan realistis dalam mengambil keputusan karier selanjutnya.
4. Tahap Akhir atau Masa Pensiun
Tahap terakhir adalah ketika seseorang berhenti dari aktivitas kerja profesional, baik karena usia pensiun yang telah tiba, pengunduran diri, maupun akibat kondisi organisasi seperti efisiensi perusahaan atau kebangkrutan.
Di fase ini, terdapat berbagai pilihan: ada yang memilih istirahat total dan menikmati masa tua, ada pula yang menjalankan usaha rumahan, dan tak sedikit yang tetap mencari pekerjaan baru karena kebutuhan ekonomi atau alasan pribadi lainnya.
Idealnya, saat memasuki masa pensiun, individu telah memiliki bekal finansial yang cukup, seperti tabungan atau dana pensiun yang dikumpulkan selama masih aktif bekerja.
Hal ini sangat penting terutama bagi mereka yang bekerja di sektor swasta atau non-pemerintahan, di mana tidak semua memiliki jaminan pensiun seperti halnya pegawai negeri.
Langkah-langkah Perencanaan serta Pengembangan Karir
Untuk meraih keberhasilan dalam dunia kerja, ada beberapa tahapan yang bisa kamu tempuh secara bertahap dan terarah. Berikut ini adalah penjelasannya:
Merancang Visi dan Misi Kehidupan
Memiliki visi dan misi hidup ibarat menyiapkan peta perjalanan yang akan membimbing arah hidupmu dalam jangka waktu lima tahun ke depan atau lebih.
Coba pikirkan apa saja tujuan utama yang ingin kamu capai di masa mendatang—apakah ingin memiliki kendaraan pribadi terlebih dahulu atau mengutamakan membeli rumah?
Bayangkan siapa dirimu beberapa tahun ke depan. Apakah kamu menjadi seorang penulis terkenal, guru yang diakui secara profesional, artis ternama, politisi berpengaruh, atau seorang pengusaha sukses dengan keuntungan jutaan rupiah?
Jika membayangkan masa depan lima atau sepuluh tahun terasa terlalu jauh, kamu bisa memulainya dengan target jangka pendek, seperti satu tahun ke depan.
Yang terpenting adalah memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan tersebut, agar kamu bisa menentukan langkah-langkah konkret menuju ke sana.
Visi dan misi ini akan berperan penting sebagai sumber sugesti positif dan motivasi diri dalam proses menuju kesuksesan.
Menggali dan Mengembangkan Potensi Diri
Langkah berikutnya adalah melakukan introspeksi untuk memahami apa kekuatan dan kelemahan yang kamu miliki.
Contohnya, jika kamu memiliki minat dalam dunia kepenulisan dan sering membagikan karya tulis di media sosial yang mendapat banyak respon positif—seperti komentar, tanda suka, atau bahkan dibagikan ulang oleh orang lain—itu bisa menjadi pertanda bahwa kamu punya bakat di bidang tersebut.
Setelah menyadari potensi tersebut, kamu bisa mempertajamnya lebih lanjut dengan menempuh pendidikan di jurusan yang sesuai atau mengikuti pelatihan menulis untuk meningkatkan keterampilan.
Melakukan Evaluasi Diri
Ketika kamu pernah mengalami kegagalan, penting untuk merenung dan mencari tahu di mana letak kesalahannya. Mungkin pekerjaan yang kamu jalani sebelumnya tidak sejalan dengan minatmu.
Bisa juga masalahnya ada pada kurangnya kemampuan untuk bekerja dalam tim, atau tekanan kerja yang terlalu tinggi dari atasan. Melalui evaluasi diri, kamu bisa belajar dari kesalahan masa lalu dan menjadikannya pelajaran berharga.
Hal ini akan membantumu untuk memperbaiki pendekatan di kesempatan berikutnya dan menjadi pribadi yang lebih siap menghadapi tantangan karir.
Mencari Informasi Karir Terkini
Di era digital seperti sekarang, akses terhadap informasi sangatlah mudah. Tidak ada alasan lagi untuk tidak mengetahui perkembangan dunia kerja.
Jika kamu tertarik dengan bidang digital, luangkan waktu untuk mencari tahu di mana kamu bisa membangun karir yang sesuai dengan minat dan potensimu.
Informasi yang relevan dapat membantu menentukan arah langkah yang lebih tepat dalam perjalanan profesionalmu.
Menyusun Jalur Karir (Career Path)
Pada tahap ini, kamu perlu merancang strategi yang akan kamu tempuh demi mencapai pekerjaan impianmu. Misalnya, kamu ingin menjadi seorang guru yang profesional.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, kamu bisa memulainya dengan membuka jasa les privat bagi anak-anak di lingkungan tempat tinggalmu, meskipun dengan bayaran seadanya.
Tahun berikutnya, kamu bisa mencari pengalaman mengajar di sekolah yang lebih kecil atau biasa terlebih dahulu, tanpa terlalu memikirkan penghasilan.
Fokus utamanya adalah mengasah keterampilan dan mendapatkan pengalaman berharga. Setelah itu, kamu bisa mulai melamar ke sekolah-sekolah unggulan di kotamu untuk terus meningkatkan kualitas diri dan karirmu.
Manfaat Perencanaan serta Pengembangan Karir
Membuat perencanaan karir sejak dini memberikan banyak keuntungan, baik bagi individu maupun organisasi tempatnya bekerja.
Beberapa ahli telah menguraikan manfaat dari perencanaan serta pengembangan karir ini dari berbagai sudut pandang:
- Menurut Martoyo (2007), ada tujuh manfaat utama dari perencanaan karir:
- Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi karyawan yang berpotensi untuk dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi.
- Mengurangi tingkat pergantian karyawan karena perusahaan menunjukkan perhatian terhadap perkembangan karir individu, sehingga meningkatkan loyalitas mereka.
- Memberikan informasi penting terkait profil karyawan, yang dapat digunakan untuk mengarahkan mereka ke posisi yang sesuai dalam organisasi.
- Menumbuhkan semangat dan motivasi kerja, karena karyawan merasa ada peluang untuk berkembang dan mencapai tujuan karir pribadi.
- Menghindari adanya karyawan yang "tertimbun" atau tidak dimanfaatkan secara optimal dengan memberikan peluang kepada mereka yang berkualitas untuk berkembang.
- Memberikan penghargaan terhadap pencapaian individu, yang berdampak positif terhadap kepuasan kerja karena ada pengakuan terhadap usaha yang dilakukan.
- Mempersiapkan anggota tim untuk menduduki peran yang lebih strategis, sekaligus mendukung implementasi rencana perusahaan ke depan.
Rivai (2009) menambahkan sepuluh manfaat yang bisa diperoleh melalui pengembangan dan perencanaan karir, yaitu:
- Menyediakan arah strategis yang jelas dalam proses seleksi internal perusahaan.
- Mendorong lahirnya sumber daya manusia yang siap naik jabatan.
- Memfasilitasi penempatan tenaga kerja pada level global atau internasional.
- Membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan beragam.
- Mengurangi angka pergantian karyawan.
- Mengidentifikasi serta memanfaatkan potensi terbaik dari karyawan yang ada.
- Mendorong perkembangan diri secara pribadi bagi setiap individu.
- Menghindari terjadinya penumpukan karyawan yang tidak tersalurkan potensinya.
- Memberikan rasa puas atas kebutuhan karir dan pertumbuhan pribadi karyawan.
- Mendukung pelaksanaan kebijakan afirmatif yang adil dan inklusif dalam rekrutmen maupun promosi.
Hariandja (2002) juga menyampaikan sepuluh keuntungan dari penerapan perencanaan karir yang baik:
- Menyesuaikan kemampuan individu dengan arah strategi organisasi.
- Menambah ketersediaan sumber daya manusia internal.
- Menyiapkan tenaga kerja untuk penempatan global atau lintas negara.
- Membantu pegawai dalam beradaptasi dan bekerja dengan rekan dari latar belakang yang beragam.
- Menurunkan tingkat keluar-masuk karyawan atau turnover.
- Menyalurkan karyawan yang memiliki potensi tinggi ke posisi yang sesuai.
- Memberikan motivasi bagi pegawai untuk terus meningkatkan keterampilannya.
- Mengurangi penumpukan tenaga kerja yang tidak terserap.
- Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan karir dan profesionalisme pegawai.
- Menekan potensi terjadinya diskriminasi dalam sistem kerja.
Dengan melihat berbagai manfaat dari perencanaan serta pengembangan karir di atas, sangat penting bagi lulusan baru untuk merancang strategi karir sejak awal.
Sebelum mengirimkan lamaran kerja ke perusahaan, sebaiknya tentukan terlebih dahulu arah dan rencana karir yang ingin kamu capai, agar langkahmu menjadi lebih terarah dan penuh keyakinan.
Sebagai penutup, perencanaan dan pengembangan karir yang matang akan membantu mencapai tujuan profesional dengan lebih terarah, serta membuka peluang untuk berkembang secara maksimal.