cara membujuk pacar yang marah

Tips Cara Membujuk Pacar yang Marah tanpa Perlu Drama

Tips Cara Membujuk Pacar yang Marah tanpa Perlu Drama
cara membujuk pacar yang marah

JAKARTA - Cara membujuk pacar yang marah bisa menjadi tantangan tersendiri dalam sebuah hubungan. 

Pada awalnya, hubungan asmara sering terasa menyenangkan dan penuh perhatian tanpa memedulikan kondisi apapun. Namun, seiring berjalannya waktu, tidak semua hubungan berjalan mulus. 

Pasangan yang telah bersama dalam jangka waktu lama kadang menghadapi perbedaan pendapat yang memicu konflik. Hanya dengan satu kesalahan kecil, mood pasangan bisa berubah menjadi buruk dan membuatnya cepat marah. 

Jadi, apa langkah yang tepat untuk menenangkan pasangan saat emosinya memuncak, dan bagaimana cara membujuk pacar yang marah supaya suasana hatinya kembali tenang dan harmonis?

Cara Membujuk Pacar yang Marah

Tidak perlu khawatir, berikut beberapa tips untuk menjaga hubungan tetap sehat serta cara membujuk pacar yang marah agar suasana kembali harmonis.

Jadilah Pendengar yang Aktif dan Pahami Emosi dengan Sikap Terbuka

Dalam sebuah hubungan, penting untuk saling berkompromi, terutama dalam menghadapi perbedaan sifat, kebiasaan, dan cara berpikir pasangan. 

Saat pasangan sedang mengalami masa sulit dan emosinya tidak stabil, menjadi pendengar yang penuh perhatian adalah langkah tepat untuk membantu mereka meluapkan perasaan.

Menurut Jack Zenger dan Joseph Folkman, penulis sekaligus peneliti di Harvard Business Review, pendengar yang baik bisa meningkatkan rasa percaya diri seseorang. 

Saat berkomunikasi, pendengar yang efektif menciptakan suasana positif, tidak menghakimi pandangan pasangan, serta memberikan dukungan sehingga masalah dan perbedaan bisa dibahas secara terbuka.

Membujuk pacar yang marah tidak hanya soal memberikan hadiah atau mengajaknya ke tempat baru. Sering kali, saat marah atau kesal, pasangan justru ingin dipahami secara emosional. 

Dalam dialog yang sehat, umpan balik mengalir tanpa adanya penilaian sepihak, membuat pasangan merasa aman untuk mengungkapkan perasaannya.

Rasa percaya yang tumbuh dari komunikasi terbuka ini memungkinkan pasangan untuk menyampaikan kemarahannya dengan keyakinan bahwa mereka akan dimengerti. 

Pendengar yang baik ibarat trampolin, yang dapat menangkap dan memantulkan energi positif, membantu memperkuat dan memperjelas pemikiran. Dengan begitu, pemahaman terhadap emosi pasangan pun dapat terjalin dengan baik.

Kuasai Emosi Sendiri untuk Menyelesaikan Konflik dengan Pasangan

Menurut Goleman (1997), keterampilan emosional mencakup kemampuan mengendalikan diri, menjaga keseimbangan perasaan, mengatur suasana hati, serta mencegah stres mengganggu kemampuan berpikir. 

Selain itu, juga termasuk kemampuan membaca perasaan orang lain (empati), memelihara hubungan dengan baik, menyelesaikan konflik, dan memimpin lingkungan sekitar.

Kontrol diri sangat penting untuk menjaga keharmonisan hubungan. Jika kedua pasangan mampu mengendalikan emosi masing-masing, hubungan bisa berjalan seimbang. 

Hal ini membuat mereka mampu berkomunikasi dengan efektif tanpa saling menyakiti melalui kata-kata atau tindakan.

Individu dengan kontrol diri yang baik biasanya juga memiliki hubungan yang sehat di berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, keluarga, dan pertemanan. 

Kemampuan untuk mengatur sikap saat bersama orang lain menjadi keunggulan utama mereka. Oleh karena itu, hubungan yang harmonis bisa terjaga karena masing-masing mampu mengendalikan dirinya dengan baik.

Dalam hubungan, emosi sering muncul karena pasangan melakukan sesuatu yang tidak sesuai harapan. Kebutuhan fisik atau emosional yang tidak terpenuhi bisa menimbulkan rasa kecewa yang sering disimpan dalam-dalam tanpa diungkapkan. 

Kadang, harapan bahwa pasangan bisa lebih peka tanpa harus dijelaskan pun menjadi sumber ketegangan.

Tenangkan Pikiran dan Beri Jarak Sementara

Saat ketegangan antara kamu dan pasangan mulai memuncak, mengambil jeda dan menenangkan diri bisa jadi langkah efektif untuk meredakan suasana. 

Rachel Needle, psikolog dari Amerika Serikat yang berafiliasi dengan Center for Marital and Sexual Health, menyatakan bahwa memberi jarak sementara pada pasangan bisa membantu membawa hubungan ke arah yang lebih positif.

Memberi jarak ini penting agar kamu bisa lebih mengenal diri sendiri dan melakukan hal-hal yang sulit dilakukan saat bersama pasangan. 

Saat sendiri, kamu punya waktu untuk berpikir lebih tenang, mengevaluasi diri, menyadari kesalahan yang mungkin terjadi, dan menemukan akar masalah agar bisa mencari solusi bersama.

Dr. Roxy Zarrabi, psikolog klinis dan pendiri situs konseling kesehatan mental di Chicago, menyebutkan bahwa tiap orang memiliki kebutuhan ruang pribadi yang berbeda-beda. 

Hal ini berkaitan dengan bagaimana mereka mengisi ulang energi. Kepribadian introvert dan ekstrovert memiliki preferensi ruang yang berbeda.

Jadi, penting untuk memahami kebutuhan pasangan akan ruang tersebut dengan memberinya jarak yang cukup supaya mereka bisa mengembalikan energi.

Sadari Perasaanmu dan Ungkapkan dengan Jujur pada Pasangan

Saat pasangan sedang marah, kamu harus memahami dulu perasaanmu sendiri sebelum menyampaikannya pada pasangan. Seringkali, ada anggapan bahwa pasangan akan secara otomatis peka dan mengerti tanpa harus diberitahu. 

Padahal, kebiasaan menyimpan perasaan sendiri tanpa komunikasi adalah sumber masalah utama dalam hubungan.

Michael Slepian, peneliti psikologi sosial dari Columbia University, menjelaskan bahwa menyimpan rahasia terlalu banyak bisa membawa dampak negatif. 

Orang yang menyimpan rahasia merasa terbebani dan sulit jujur tentang apa yang mereka rasakan.

Sejalan dengan itu, Irene Fehr, ahli hubungan asmara dari Amerika Serikat, menegaskan bahwa pasangan sebaiknya menghindari menyimpan rahasia dalam hubungan mereka. 

Keterbukaan dan kejujuran sangat penting agar tidak ada rasa kecewa akibat kurangnya kepercayaan.

Oleh sebab itu, apapun masalah yang kamu hadapi, usahakan untuk selalu terbuka dan mengkomunikasikannya secara jujur agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang bisa meretakkan hubungan.

Pertahankan Pembicaraan yang Positif

Saat emosi sedang tinggi, kamu mungkin saja mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati pasangan. 

Namun, hal ini sebenarnya bisa dihindari dengan fokus pada kalimat yang membangun, bukan kalimat negatif yang keluar dari pasangan. 

Jangan sampai ucapanmu mengandung penghakiman yang justru melukai perasaan mereka. Ada pepatah yang mengatakan bahwa kata-kata lebih tajam daripada pedang. 

Hal ini juga didukung oleh psikologi dan ajaran agama Islam, seperti dalam riwayat HR Muslim, yang menegaskan pentingnya menjaga lisan tidak hanya untuk menjaga hubungan, tapi juga sebagai cerminan iman dalam kehidupan sehari-hari.

Cara berbicara yang terjaga adalah bagian dari komunikasi yang efektif. Komunikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi, meyakinkan, dan menyelesaikan masalah. 

Dalam hubungan, agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik, kamu harus berbicara dengan cara yang positif agar pasangan paham maksudmu.

Selesaikan Masalah dengan Memahami Bahasa Cinta Pasangan

Setiap orang punya cara berbeda dalam mengekspresikan perasaan. Saat menghadapi konflik, baik dengan pasangan, keluarga, atau teman, ada yang lebih nyaman menyampaikan lewat tulisan, berbicara langsung dengan orang terpercaya, atau memberi hadiah sebagai tanda perbaikan hubungan. 

Bahasa cinta, atau cara seseorang merasa dicintai, tentu berbeda-beda karena setiap individu memiliki gaya unik dalam mengekspresikan perasaan.

Konsep bahasa cinta ini diperkenalkan oleh Gary Chapman, Ph.D., penulis asal North Carolina, Amerika Serikat, lewat bukunya yang berjudul “The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate.” 

Chapman membagi cara menunjukkan cinta dalam lima tipe yang tidak hanya berlaku untuk pasangan, tapi juga dalam hubungan keluarga dan pertemanan.

5 Tipe Love Language Menurut Gary Chapman

Words of Affirmation (Kata-Kata yang Menguatkan)

Orang dengan tipe bahasa cinta “Words of Affirmation” menyukai kata-kata manis, pujian, dan ungkapan romantis yang mampu meningkatkan rasa percaya dirinya. 

Jika pasanganmu merasa bahagia saat mendapat pujian, ungkapan sayang, atau sekadar terima kasih atas hal-hal kecil yang kamu lakukan, besar kemungkinan bahasa cintanya adalah Words of Affirmation, yakni menikmati afirmasi positif melalui kata-kata yang menguatkan.

Pasangan dengan tipe ini senang mendapat apresiasi secara terbuka. Jangan berharap dia bisa membaca pikiranmu tanpa kamu mengungkapkan secara jelas perasaanmu. 

Hindari anggapan seperti “dia pasti tahu aku mencintainya tanpa aku harus bilang,” karena pasangan tipe ini justru ingin mendengar ungkapan cinta secara langsung lewat kata-kata romantis.

Walau hanya dengan kalimat sederhana seperti “terima kasih sudah berusaha hari ini,” atau “jangan lupa istirahat, tubuhmu bukan mesin,” usahakan untuk terus memberikan apresiasi agar pasangan merasa dihargai dan disayangi. 

Jika ada hal yang kurang kamu sukai dari perilakunya, ungkapkan secara jujur dan terbuka agar hubungan tetap sehat.

Receiving Gifts (Menerima Hadiah)

Bayangkan kalian sedang bertengkar, dan pasanganmu tidak memberi kabar berhari-hari. Namun, ketika kamu datang ke rumahnya membawa makanan atau bunga, suasana segera mencair dan dia mau kembali bicara. 

Jika hal ini sering terjadi, kemungkinan besar bahasa cintanya adalah Receiving Gifts. Pasangan dengan tipe ini senang menerima kejutan kecil berupa hadiah dan lebih menghargai tindakan nyata dibandingkan sekadar kata-kata. 

Apalagi jika kamu sudah tahu barang atau makanan favoritnya tanpa harus menanyakan terlebih dahulu. Nilai hadiah bukan hanya dilihat dari harganya, melainkan makna dan perhatian yang kamu berikan lewat pemberian tersebut.

Tetapi perlu diingat, pasangan tipe ini sangat peka terhadap ketulusan. Dia bisa membedakan antara hadiah yang diberikan dengan sepenuh hati atau sekadar usaha untuk menghibur tanpa perasaan sungguh-sungguh. 

Jadi, pastikan hadiah yang kamu berikan benar-benar mencerminkan perhatian dan kepedulianmu terhadap kebahagiaannya.

Quality Time (Menghabiskan Waktu Berkualitas Bersama)

Kalau pasangan sering merasa kesal ketika kamu sibuk main game atau terus menerus melihat ponsel saat sedang bersama, kemungkinan besar dia punya tipe love language Quality Time. 

Saat dia sudah meluangkan waktu supaya bisa bersama kamu, pastikan kamu benar-benar hadir secara utuh dan fokus mendengarkan apa yang dia bicarakan. 

Pasangan akan merasa sangat dihargai kalau perhatianmu tidak terbagi ke hal-hal lain yang kurang penting.

Pasangan dengan tipe ini juga biasanya pendengar yang baik. Dia suka mendengar cerita-cerita kamu dan berusaha memberikan respons positif, bahkan tanpa kamu minta. 

Saat menghadapi masalah, dia ingin mendapat masukan yang membangun tanpa merasa dihakimi. Jadi, kalau pacarmu tipe Quality Time, dengarkan dengan terbuka setiap keluh kesahnya dan berikan solusi yang bijak.

Kamu bisa merencanakan makan malam di tempat favoritnya yang tenang supaya kalian bisa bicara dengan fokus tanpa gangguan. 

Pasangan dengan bahasa cinta ini ingin mendapat perhatian penuh, jadi jangan hanya memberi waktu berkualitas tapi juga perhatian berkualitas supaya komunikasi tetap lancar dan erat.

Physical Touch (Sentuhan Fisik)

Hampir semua orang merasa nyaman saat dipeluk di momen tertentu. Pelukan bisa jadi ucapan selamat atas pencapaian atau bentuk simpati saat sedang sedih, yang membuat seseorang merasa lebih tenang dan nyaman. 

Penelitian menunjukkan bahwa berpelukan memicu pelepasan hormon oksitosin yang menimbulkan perasaan nyaman dan rileks.

Jika pasangan sering ingin dipeluk atau menginginkan sentuhan fisik sebagai tanda cinta, maka bahasa cintanya adalah Physical Touch. 

Selain pelukan, pasangan dengan tipe ini juga menyukai sentuhan lembut seperti berpegangan tangan, mengusap kepala, atau tepukan di pundak yang memberi semangat.

Sentuhan fisik merupakan cara langsung yang sangat efektif untuk mengekspresikan cinta. 

Selama dilakukan dengan tulus dan tanpa paksaan, sentuhan ini bisa membawa kehangatan tersendiri, membantu menyembuhkan luka hati, memberikan ketenangan, dan memperkuat kepercayaan pasangan kepadamu.

Acts of Service (Tindakan Melayani Secara Langsung)

Orang yang punya bahasa cinta “acts of service” biasanya tidak terlalu butuh kata-kata manis karena baginya tindakan jauh lebih bermakna. Pepatah “sedikit bicara, banyak tindakan” cocok untuk menggambarkan tipe pasangan ini. 

Kalau pasanganmu termasuk yang seperti ini, jangan sampai menolak ketika dia meminta bantuan. Tipe ini merasa sangat dihargai saat kamu membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan, baik yang kecil maupun besar. 

Inisiatif dan cepat tanggap jadi hal penting untuk menjaga keharmonisan hubungan. 

Misalnya, kamu bisa mulai dengan membantunya mengerjakan tugas rumah, belanja kebutuhan sehari-hari, atau hal praktis lain yang bisa meringankan beban pasanganmu.

Pasangan dengan bahasa cinta ini suka hal-hal yang spontan dan praktis. 

Mereka kurang suka sesuatu yang rumit atau bertele-tele. Mereka akan merasa dicintai jika kamu peduli pada hal-hal kecil yang biasa mereka lakukan, tanpa harus dijelaskan dulu.

Selain ingin perhatian khusus dari kamu, pasangan dengan tipe acts of service juga akan membalas dengan senang hati jika kamu berhasil menyentuh hatinya, dengan membantu menyelesaikan urusan pentingmu sehingga kamu juga merasa spesial.

Sebagai penutup, cara membujuk pacar yang marah butuh kesabaran dan ketulusan agar hati terbuka kembali dan hubungan tetap harmonis serta penuh pengertian.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index