JAKARTA - Cuaca harian yang tak menentu belakangan ini menjadi perhatian serius di Sumatera Utara. Sejumlah wilayah dilaporkan mengalami hujan dengan intensitas tinggi, angin kencang, dan potensi bencana hidrometeorologi lainnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengeluarkan imbauan bagi warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena cuaca ekstrem yang diprediksi akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Melalui keterangan resmi, Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Christiani, menjelaskan bahwa curah hujan harian di sejumlah titik pengamatan menunjukkan tren meningkat. Bahkan, dalam sepekan terakhir, sebagian besar wilayah Sumatera Utara diguyur hujan setiap hari dengan durasi cukup panjang.
Berdasarkan hasil pemantauan di beberapa stasiun BMKG, intensitas hujan berada dalam kategori sedang hingga lebat. Stasiun Geofisika Deli Serdang mencatat intensitas tertinggi sebesar 142 mm, sementara Stasiun BBMKG Wilayah I Medan mencatat 67,5 mm, dan Stasiun Klimatologi Sumatera Utara mencatat 76,8 mm.
Tak hanya hujan, kecepatan angin juga menunjukkan anomali. Catatan tertinggi kecepatan angin mencapai 30 m/s² terdeteksi di Stasiun Meteorologi Aek Godang, memperkuat sinyal bahwa dinamika atmosfer sedang mengalami peningkatan signifikan.
Fenomena Atmosfer Penyebab Utama
Lebih jauh, Christiani menjelaskan bahwa situasi ini berkaitan dengan aktivitas beberapa fenomena atmosfer global yang aktif bersamaan. Di antaranya adalah fase keempat dari Madden Julian Oscillation (MJO) yang tengah berlangsung, serta pengaruh signifikan dari gelombang atmosfer seperti Kelvin dan Rossby yang tengah aktif melintasi kawasan Indonesia.
“Selain itu, monsun Asia juga tengah aktif, membawa massa udara lembab dari Laut China Selatan dan Samudra Hindia menuju wilayah barat Sumatera Utara. Kombinasi ini menimbulkan pertumbuhan awan hujan yang sangat signifikan,” ujarnya.
Sirkulasi siklonik di wilayah Pantai Barat Sumatera Utara serta pola konvergensi angin di wilayah tersebut turut memperparah situasi. Interaksi berbagai elemen atmosfer ini menciptakan kondisi yang sangat mendukung terjadinya hujan lebat disertai angin kencang.
Dampak Meluas ke Wilayah Sumut Lain
Citra radar BMKG dalam sepekan terakhir menunjukkan peningkatan pertumbuhan awan mulai dari siang hingga dini hari. Berdasarkan proyeksi cuaca ke depan, kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Langkat, Deli Serdang, Karo, Kota Binjai, Medan, Gunung Sitoli, serta seluruh kepulauan Nias seperti Nias, Nias Barat, Nias Utara, dan Nias Selatan. Tak hanya itu, potensi serupa juga diprediksi terjadi di Pakpak Bharat, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Humbang Hasundutan, Sibolga, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Simalungun, Toba, Samosir, dan Dairi.
Dengan cakupan wilayah yang luas, risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung menjadi semakin tinggi. Hal ini diperparah oleh kondisi geografis beberapa daerah yang rawan bencana dan memiliki sistem drainase yang kurang optimal.
Imbauan dan Langkah Mitigasi
Menanggapi situasi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Masyarakat diminta untuk waspada, terutama di daerah rawan longsor dan banjir.
BMKG juga meminta agar informasi cuaca terkini terus dipantau melalui kanal resmi seperti media sosial Info BMKG Sumut. Informasi yang disampaikan bersifat dinamis dan dapat berubah mengikuti perkembangan kondisi atmosfer secara real-time.
“Cuaca adalah fenomena yang terus bergerak. Maka, kami minta masyarakat tetap aktif memantau pembaruan dari BMKG setiap saat,” ujar Christiani.
Selain masyarakat umum, BMKG juga menyerukan kepada pemerintah daerah agar melakukan koordinasi aktif dengan instansi terkait seperti BPBD, TNI, dan Polri untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas. Kesiapan tanggap darurat dan sistem evakuasi menjadi penting, mengingat beberapa daerah sudah mengalami insiden bencana akibat hujan lebat dalam beberapa hari terakhir.
Perlu Kolaborasi dan Kesiapan Semua Pihak
Situasi ini menunjukkan bahwa upaya mitigasi bencana tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Edukasi mengenai perubahan cuaca, kewaspadaan dini, dan langkah penyelamatan dasar perlu terus digencarkan, terutama di daerah dengan akses terbatas.
Kepala daerah di seluruh Sumatera Utara juga diimbau untuk mengaktifkan posko tanggap bencana, melakukan pemeriksaan terhadap titik-titik rawan longsor, dan menyiapkan jalur evakuasi yang jelas bagi warga.
Dengan koordinasi dan kesiapsiagaan yang baik, risiko kerugian jiwa dan harta benda dapat diminimalisasi meski kondisi cuaca berada dalam fase ekstrem.